Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa potensi pengelolaan keuangan family office dunia berpeluang mencapai US$11,7 triliun atau sekitar Rp191,59 kuadriliun (kurs Rp16.375,54 per dolar AS).
Dengan demikian, Indonesia pun berkesempatan untuk bisa menargetkan keuntungan dari potensi tersebut. "Kalau Indonesia bisa menarik 5 persen saja, kita bicara angka US$500 miliar (Rp8.187,49 triliun), itu cukup besar dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya kepada media, usai rapat dengan Presiden Joko Widodo, Senin (1/7).
Menurutnya, skema family office akan memberikan kemudahan pelayanan dan perizinan klaster keuangan keluarga besar untuk bisa berinvestasi di Indonesia. Dengan demikian, banyaknya perusahaan milik keluarga besar di Indonesia yang seharusnya membuka peluang besar bagi negara, justru menempatkan pengelolaan dananya di luar Indonesia.
“Kalau kita sebut ini low hanging fruits. Jadi quick wins-nya adalah perusahaan-perusahaan yang dimiliki keluarga Indonesia untuk mengelola investasinya bukan di luar Indonesia, tetapi di Indonesia," ujar Sandiaga.
Investopedia mendefinisikan family office sebagai sebuah lembaga uang berperan mengelola kekayaan milik keluarga besar yang menguasai usaha dengan pendapatan dan keuntungan yang cukup besar. Bisnis yang dikelola keuarga mungkin memerlukan struktur terencana untuk mengurus dana besar yang dimiliki.
Pengelola Family Office biasanya membantu pengelolaan, mulai dari manajemen investasi hingga pemberian nasihat amal, bahkan sampai dengan masalah non-keuangan, seperti sekolah atau pengaturan perjalanan setiap anggota keluarga kaya tersebut.