NEWS

Sri Mulyani Heran Kontribusi Sektor Kehutanan ke PDB di Bawah 1%

Sri Mulyani soroti tata kelola sektor kehutanan.

Sri Mulyani Heran Kontribusi Sektor Kehutanan ke PDB di Bawah 1%Matahari terbit di atas hutan hujan dan kanal di kepulauan Aru, Provinsi Maluku, Indonesia. Shutterstock/Stephane Bidouze

by Hendra Friana

28 June 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kontribusi sektor kehutanan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional masih sangat minim, bahkan tidak mencapai 1 persen. Hal tersebut menunjukkan belum optimalnya pengelolaan sektor kehutanan di yang memiliki potensi sangat besar.

"Ini berarti, kita negara yang punya hutan subtropis dan bahkan saat ini sekarang sudah banyak yang jadi hutan industri tampaknya kontribusi kurang dari 1 persen, it doesn't right pasti ada hal-hal yang perlu kita benahi bersama," ujarnya dalam Kongres Kehutanan Indonesia ke-VII yang ditanyakan secara virtual, Selasa (28/6).

Menurut Bendahara Negara, kurang optimalnya kontribusi sektor tersebut terhadap PDB bisa disebabkan masalah regulasi, institusi serta tata kelola. Terlebih, jika dilihat dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sumbangan sektor ini terhadap kas negara juga kecil.

"Dari PNBP sekitar Rp5 triliun. Rp5,6 triliun. Ini juga tidak terlalu banyak kalau dibandingkan total penerimaan kita Rp1.500 triliun dan PNBP sudah mencapai hampir Rp350 triliun. Jadi kalau kehutanan only Rp5 triliun it's doesn't right," tuturnya.

Karena itu, kata Sri Mulyani, berbagai pihak harus memiliki pemahaman yang sama tentang optimalisasi nilai yang dapat dicapai sektor kehutanan. Namun, itu bukan berarti bahwa penebangan hutan perlu diperbanyak dan diperluas untuk menghasilkan lebih banyak komoditas kayu. 

"Value it's about what dan bagaimana kita mengelola bukan berarti ditebangi supaya PDB naik. Enggak juga tapi rasanya teman-teman sektor kehutanan perlu memikirkan secara benar. Ini hitungannya benar enggak sih? Atau banyak enggak yang terjadi karena tata kelola kita sehingga tidak meng-capture dalam GDP Indonesia," jelasnya.

Dengan demikian, ia berharap kedepannya kontribusi sektor kehutanan baik dari sisi PDB maupun terhadap penerimaan negara dapat terus ditingkatkan.

"Tantangan PNBP sumber daya alam kehutanan adalah pertama, dominasi PNBP sisi kehutanan dan basis kayunya masih sangat tinggi. Pengawasan jelas perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Saya rasa teman-teman di bidang kehutanan memikirkan dengan teknologi sekarang drone dan segala macam mustinya itu lebih baik. Paling tidak kalau kita komitmen tata kelolanya bersama kita perbaiki," imbuhnya.

Biaya turunkan emisi

Selain kontribusi ekonomi, Sri Mulyani juga menyinggung besarnya sumbangsih sektor kehutanan terhadap penurunan emisi CO2 di Indonesia.

Tercatat, penurunan emisi sektor ini mencapai 497 juta ton CO2e untuk mencapai target penurunan emisi 29 persen dalam Nationally Determined Contribution (NDC) hingga 2030. "Dan 692 juta ton dari sisi sektor kehutanan kalau menggunakan (target NdC) 41 persen penurunan CO2," jelasnya.

Angka penurunan emisi sektor kehutanan juga berada di atas sektor energi yang bisa mencapai 314 juta ton CO2e dengan skenario penurunan emisi 29 persen atau 446 juta ton CO2e untuk skenario 41 persen pada 2030.

"Tapi untuk sekarang energi kita membutuhkan biaya Rp3.300 triliun sendiri. Sedang kehutanan hanya Rp77 triliun. so you can see the difference," jelasnya.