NEWS

Tingkat Belanja Masyarakat Naik pada Awal Juli 2022

Mandiri sebut sektor pariwisata mulai pulih.

Tingkat Belanja Masyarakat Naik pada Awal Juli 2022Pengunjung melihat produk kreatif saat acara Sekati Ing Mall 2021 di Mal Malioboro, Jumat (15/10/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww.

by Hendra Friana

18 July 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tingkat belanja masyarakat yang diukur berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI) tercatat masih solid pada awal Juli 2022. Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, menuturkan MSI berada di level 130,2 atau lebih tinggi dari level sebelum pandemi yang berada di kisaran 120 di tengah kenaikan inflasi dan normalisasi pasca Lebaran.

"Artinya kenaikan 30 persen lebih tinggi dibanding periode pra-pandemi," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin (18/7).

Yudo menjelaskan, selama periode Ramadan dan Idulfitri, nilai MSI tercatat 159,9 atau jauh lebih tinggi dari nilai MSI pada periode Ramadan dan Idulfitri pada 2021 yang tercatat 121,8. 

Sementara dari frekuensinya, belanja MSI pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini tercatat 185,0 atau jauh lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang sebesar 137,5. 

Adapun pada akhir Juni, nilai MSI tercatat turun tipis menjadi sebesar 128,3, sedangkan frekuensinya berada di level 154,3. Hal ini menggambarkan adanya normalisasi belanja masyarakat yang normal terjadi pasca hari raya dan sesuai pola musiman.

Yudo memperkirakan akan ada peningkatan belanja kembali, seiring dengan makin longgarnya mobilitas masyarakat.  Terlebih, ada pula basis rendah pada tahun lalu ketika pada periode yang sama tterjadi peningkatan kasus Covid-19 varian Delta yang melumpuhkan mobilitas masyarakat dan menghambat konsumsi. 

Kendati turun, secara umum indeks belanja tercatat tumbuh positif di semua bulan pada semester pertama 2022. Sepanjang Januari hingga Mei, pertumbuhan indeks belanja berturut-turut yakni 31 persen, 16 persen, 20 persen, 36 persen, 19 persen, dan 30 persen.

Yudo menuturkan, tingkat vaksinasi yang tinggi, pelonggaran mobilitas, dan pengendalian kasus Covid-19 yang relatif baik mendorong bangkitnya sektor pariwisata.

Saat ini tingkat mobilitas masyarakat, terutama kunjungan ke daerah-daerah pariwisata terus meningkat. Secara spasial, tingkat belanja masyarakat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang merupakan daerah utama pariwisata, terus dalam tren meningkat, terutama sejak kasus Omicron mereda. Per awal Juli 2022, MSI di Bali dan Nusa Tenggara mencapai 87,7 atau menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi.

Sektor pariwisata berangsur pulih

Berangsur pulihnya sektor pariwisata juga tercermin dari meningkatnya belanja-belanja yang terkait dengan mobilitas, hotel, restoran dan kafe (horeka), dan hiburan.

Pada daerah-daerah utama wisata, tingkat kunjungan yang lebih tinggi mendorong belanja terkait travel, tiket pesawat, hotel, dan restoran ketimbang daerah lain.

Dibandingkan sebelum Ramadan 2022, belanja terkait hotel saat ini di daerah pariwisata tumbuh 34 persen, lebih tinggi dibanding daerah lain (24 persen). Demikian juga belanja terkait restoran, tumbuh 25 persen, juga lebih tinggi dibanding daerah lain (19 persen). Belanja-belanja lain yang juga meningkat cukup tinggi adalah yang terkait gaya hidup seperti entertainmen, fesyen, dan perhiasan.

Seiring momentum mulai pulihnya sekor pariwisata, perlu upaya terus-menerus untuk memperkuat potensi sektor lain di daerah-daerah utama pariwisata.

"Ke depan, penguatan potensi rumah tangga dan para pelaku-pelaku usaha di daerah-daerah utama pariwisata, terutama di segmen mikro dan usaha kecil, perlu menjadi agenda penting oleh semua pemangku kepentingan," tandas Yudo.