Guy Parmelin Ungkap Rencana Menuju 75 Tahun Diplomasi Swiss–Indonesia

Jakarta, FORTUNE - Anggota Dewan Federal Guy Parmelin, yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Ekonomi, Pendidikan, dan Riset (EAER) sekaligus Wakil Presiden Swiss, melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia pada 30 September–3 Oktober 2025. Lawatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara, yang akan segera memasuki usia ke-75 tahun.
Dalam kunjungan bersejarah ini, Parmelin menegaskan kembali komitmen Swiss dalam memperdalam kemitraan dengan Indonesia di bidang perdagangan, inovasi, dan pendidikan. Ia menilai hubungan Swiss–Indonesia telah terjalin erat dan saling melengkapi selama lebih dari tujuh dekade, dengan dukungan konkret dari Swiss terhadap berbagai transformasi di Indonesia.
Menjelang peringatan hubungan diplomatik ke-75 tahun, Parmelin berbagi pandangannya tentang arah kerja sama ke depan. Berikut petikan wawancara eksklusif dalam bersama Fortune Indonesia.
Menjelang 75 tahun hubungan diplomatik Swiss–Indonesia, inisiatif ekonomi atau riset apa yang jadi prioritas dalam kunjungan Anda ke Jakarta?
Saya sangat senang berada di Indonesia, di mana saya akan fokus pada penguatan perdagangan dan investasi, serta meluncurkan fase baru dari program kerja sama pembangunan ekonomi Swiss. Bersama mitra Indonesia, kami mendorong perusahaan untuk memanfaatkan EFTA-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement, serta memastikan kondisi kerangka kerja yang solid dan kondusif bagi dunia usaha.
Dalam kerja sama pembangunan ekonomi, misalnya, kami telah memulai inisiatif Renewable Energy Skills Development yang menghubungkan keahlian Swiss dengan prioritas Indonesia. Tujuan kami adalah membangun fondasi ini dan mencari peluang lebih lanjut.
Investasi Swiss di Indonesia naik 60 persen pada 2024. Langkah apa untuk menjaga dan mempercepat pertumbuhan ini?
Benar bahwa investasi Swiss di Indonesia telah tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, mencerminkan minat perusahaan kami terhadap pasar Indonesia. Delegasi bisnis yang mendampingi saya ke Jakarta akan dapat menyaksikan langsung potensi pasar.
Dalam pertemuan resmi, kami akan membahas kondisi saat ini, seperti prediktabilitas regulasi dan kepastian hukum, serta bagaimana bekerja sama mendorong praktik bisnis yang efektif. Perusahaan Swiss adalah mitra terpercaya yang berinvestasi jangka panjang dan mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Bagaimana Swiss dapat berbagi keahlian pendidikan vokasi guna menjawab kesenjangan keterampilan di Indonesia?
Sistem pendidikan vokasi ganda di Swiss, di mana peserta membagi waktu antara kelas dan pelatihan kerja, didasarkan pada kolaborasi erat antara sekolah dan perusahaan. Tujuan kami bukan mengekspor model, tetapi berbagi elemen yang bermanfaat bagi Indonesia. Selama sekitar 50 tahun, kerja sama Swiss telah mendukung politeknik di Indonesia dalam mengembangkan kurikulum untuk industri dan pariwisata. Bagi Swiss, sistem ini menghasilkan tenaga kerja terampil dan produktif, yang mendorong kapasitas inovasi di semua tingkatan. Produktivitas tetap menjadi pilar daya saing dan ketahanan ekonomi.
Apa keunggulan utama Indonesia di mata Swiss sebagai mitra inovasi, pendidikan, dan kerja sama ekonomi?
Indonesia memadukan pasar domestik yang luas dengan tenaga kerja muda yang dinamis dan lokasi strategis di Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Indonesia menarik bukan hanya sebagai pasar konsumen, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan produksi. Bagi Swiss, terdapat potensi menghubungkan kekuatan kami dengan ambisi Indonesia di bidang energi terbarukan, transformasi digital, dan modernisasi industri.
Bagaimana meyakinkan delegasi bisnis Swiss agar melihat Indonesia sebagai mitra co-innovation, bukan hanya pasar konsumen?
Otoritas Indonesia sendiri telah mempromosikan keunggulan negaranya dengan sangat kompeten. Sementara itu, perusahaan Swiss mengambil keputusan investasi secara independen. Misi seperti yang saya pimpin dapat memberikan landasan kokoh, wawasan berharga, dan kontak yang tepat untuk membantu proses pengambilan keputusan. Faktanya, sebagian besar perusahaan Swiss telah berhasil bekerja sama dengan mitra Indonesia. Minggu ini saya juga berkesempatan mengunjungi sebuah joint venture.
Setelah 10 tahun kemitraan sektoral ASEAN–Swiss, apa pencapaian terpenting dan prospek ke depan khususnya dengan Indonesia?
Asia Tenggara adalah mitra utama bagi Swiss. Kawasan ini menonjol karena dinamis, tumbuh pesat, dan semakin penting bagi kami. Meski berukuran kecil, Swiss termasuk dalam sepuluh besar investor asing di kawasan ini. Sebagai mitra dialog sektoral sejak 2016, Swiss terlibat secara komprehensif dengan ASEAN dan telah berkontribusi nyata pada penciptaan lapangan kerja, pengembangan keterampilan, serta hak asasi manusia.
Ke depan, kami akan memperkuat kerja sama ekonomi, sebagaimana tercantum dalam Joint Declaration terbaru antara EFTA dan ASEAN. Selain Indonesia, kami juga telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Singapura, Filipina, Thailand, dan baru-baru ini Malaysia. Saya juga menantikan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn selama berada di Jakarta.
Apakah dalam kunjungan ini juga ada membuka pintu kerja sama proyek energi terbarukan atau industri rendah karbon dengan Indonesia?
Keberlanjutan adalah prinsip utama Swiss, dan kunjungan ini menyoroti bidang-bidang kerja sama dengan Indonesia dalam pertumbuhan hijau. Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu contohnya. Swiss telah mendukung dialog, pembangunan kapasitas, dan transfer teknologi di sektor ini, termasuk melalui kolaborasi pada standar keberlanjutan dan pelatihan vokasi.
Di luar energi, kami juga siap berbagi keahlian di bidang pengelolaan limbah, transportasi efisien, dan keuangan berkelanjutan. Tujuan kami bukan meluncurkan proyek baru secara instan, melainkan menunjukkan kontribusi keahlian Swiss pada target jangka panjang rendah karbon Indonesia.
Bagaimana dialog antar-parlemen Swiss–Indonesia dapat menghasilkan kerangka kerja nyata yang memperdalam kerja sama ekonomi dan pendidikan?
Pertukaran antar-parlemen berperan penting dalam memperdalam pemahaman dan memperkuat kerja sama. Hal ini sejalan dengan semangat Inter-Parliamentary Union (IPU), organisasi politik internasional tertua yang bermarkas di Jenewa sejak 1921 – dan Indonesia juga merupakan anggota pentingnya. Lebih luas, Swiss menjadi tuan rumah kantor Eropa Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak organisasi internasional, mencerminkan tradisi netralitas, kemanusiaan, serta komitmen kuat pada diplomasi dan multilateralisme.
Hubungan Swiss–Indonesia sangat baik dan terus berkembang selama 75 tahun terakhir. Saat ini, kemitraan kami dibangun atas dasar kepercayaan dan saling melengkapi. Lebih dari lima dekade, Swiss mendukung transformasi Indonesia di bidang-bidang yang menjadi keunggulan kami. Bersama perusahaan Swiss, kami terus mendukung pembangunan berkelanjutan, prioritas pemerintah, dan juga mendukung pencalonan Indonesia di OECD.
Seiring Asia-Pasifik muncul sebagai mesin pertumbuhan dan pusat teknologi dunia, kami mengakui peran penting Indonesia – sebagai anggota G20 dan ekonomi terbesar ASEAN – dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran kawasan. Menjelang peringatan 75 tahun hubungan diplomatik, saya optimistis kemitraan kita akan terus berkembang, sekaligus memajukan kepentingan dan nilai bersama sebagai aktor global yang terpercaya dan bertanggung jawab.