Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi petani di desa (unsplash.com/Shayan Ghiasvand)

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kenaikan harga gabah mendorong peningkatan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha petani (NTUP) pada Desember 2022. Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan NTP pada Desember 2022 mencapai 109,00 atau naik 1,11 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Ini terjadi lantaran Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 1,83 persen dan lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya 0,72 persen. "Komoditas yang dominan yang berpengaruh kepada kenaikan indeks yang diterima petani berasal dari kenaikan harga pada komoditas gabah, kemudian cabai rawit, karet dan kelapa sawit," ujarnya.

NTP merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Secara sederhana, ia menggambarkan tingkat kesejahteraan petani: makin tinggi penghasilan dari bertani (It) dibandingkan harga yang harus dibayar (Ib), lebih banyak barang dan jasa yang dibutuhkan dapat dibeli. 

Meski demikian, subsektor dengan kenaikan tertinggi adalah holtikultura pada 4,58 persen. Ini terjadi karena It naik 5,28 persen, lebih tinggi dari kenaikan Ib yang hanya 0,67 persen.

"Kalau dilihat komoditas yang dominan, yang mempengaruhi kenaikan indeks yang dibayarkan petani itu berasal dari kenaikan harga komoditas sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat," katanya. 

Subsektor tanaman pangan penghasil komoditas bahan makanan seperti padi naik 1,27 persen karena It naik 2,05 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan Ib yang 0,77 persen. Peningkatan It subsektor tanaman pangan didorong kelompok padi 2,60 persen dan kelompok palawija (khususnya komoditas ketela pohon dan jagung) 0,27 persen.

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional pada Desember 2022 mencapai 108,96 atau naik 1,59 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan It yang meningkat 1,83 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang hanya 0,24 persen.

Sama seperti NTP, kenaikan NTUP terbesar juga terjadi pada subsektor hortikultura, yakni 5,11 persen. Penyebabnya, It subsektor hortikultura meningkat 5,28 persen, lebih tinggi dari kenaikan BPPPBM yang 0,15 persen.

Harga gabah dan beras naik

Editorial Team

Tonton lebih seru di