Trump Setop Pengenaan Tarif untuk Meksiko dan Kanada, Ini Alasannya
Trump hentikan sementara tarif kedua negara.

Fortune Recap
- Presiden AS, Donald Trump, menghentikan sementara kebijakan tarif terhadap Meksiko selama 30 hari untuk memperketat kontrol keamanan perbatasan dan memerangi perdagangan narkoba.
- Keputusan ini memberi waktu pendinginan setelah gejolak yang hampir membawa Amerika Utara ke perang dagang besar, namun tarif 10% terhadap impor barang dari Cina tetap berlaku.
- Kanada dan AS akan membentuk "Pasukan Serangan Gabungan" untuk memerangi kejahatan terorganisasi, perdagangan fentanil, dan pencucian uang. Trump juga berencana berbicara dengan Presiden Cina mengenai masalah perdagangan antara kedua negara.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump resmi menghentikan sementara Kebijakan Tarif yang dikenakan terhadap Meksiko selama 30 hari pada Senin (3/1). Langkah ini diambil setelah kedua negara sepakat untuk memperketat kontrol keamanan perbatasan dan memerangi perdagangan narkoba.
Keputusan ini memberikan waktu untuk periode “pendinginan” setelah serangkaian gejolak yang nyaris membawa Amerika Utara ke dalam perang dagang besar yang berisiko merusak perekonomian, memicu lonjakan harga, dan menghancurkan kemitraan penting AS dengan kedua negara tersebut.
“Saya senang dengan hasil awal ini, dan tarif yang diumumkan pada Sabtu akan dihentikan sementara selama 30 hari untuk melihat apakah kesepakatan Ekonomi akhir dengan Kanada dapat terwujud atau tidak," kata Trump melalui akun media sosialnya.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa penundaan tarif tersebut merupakan kesempatan untuk menilai apakah pencapaian kesepakatan ekonomi yang lebih besar dengan Kanada akan terlaksana.
Merespons keputusan tersebut, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengonfirmasi melalui platform X bahwa jeda tersebut akan diberlakukan “sementara kita bekerja sama.” Trudeau juga mengungkapkan akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut, termasuk menunjuk pemimpin anti-fentanil untuk menangani peredaran narkoba, serta memasukkan kartel-kartel narkoba Meksiko ke dalam daftar kelompok teroris.
Selain itu, Kanada dan AS akan membentuk "Pasukan Serangan Gabungan Kanada-AS" yang bertugas memerangi kejahatan terorganisasi, perdagangan fentanil, dan pencucian uang. Langkah penghentian sementara tarif ini mengikuti kesepakatan serupa dengan Meksiko. Negosiasi dengan Meksiko difokuskan pada masalah penyelundupan narkoba dan imigrasi ilegal.
Di sisi lain, tarif 10 persen yang dikenakan Trump terhadap impor barang dari Cina tetap berlaku sesuai jadwal pada Selasa, 4 Januari. Meskipun demikian, dikutip dari AP News, Trump juga berencana untuk berbicara dengan Presiden Cina, Xi Jinping, dalam waktu dekat guna membahas lebih lanjut mengenai masalah perdagangan antara kedua negara.
Meskipun ancaman perang dagang yang dikhawatirkan oleh banyak investor, perusahaan, dan pemimpin politik tampaknya mereda, hal ini tidak berarti bahwa ketegangan terkait tarif Trump telah berakhir sepenuhnya.
Meksiko dan Kanada diberikan waktu tambahan untuk mencari solusi atas isu-isu yang masih berlangsung, tetapi Trump tetap memiliki wewenang untuk memperbarui tarif yang dikenakan kepada negara-negara tersebut. Selain itu, Presiden AS sudah merencanakan untuk mengumumkan pajak baru atas impor barang dari Uni Eropa.
Ancaman dan Risiko
Kebijakan Trump turut menyebabkan ketidakpastian global dan banyak pihak bertanya-tanya apakah krisis perdagangan ini benar-benar telah terhindarkan, atau apakah potensi bencana ekonomi masih bisa terjadi dalam beberapa minggu ke depan.
Ekonomi global kini menghadapi kekhawatiran yang lebih besar mengenai arah kebijakan tarif Trump yang bisa berubah sewaktu-waktu. Ketegangan ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa ancaman tarif dihentikan, potensi risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan proteksionisme AS tetap mengintai.
Dengan pergeseran kebijakan yang masih dapat terjadi kapan saja, ekonomi dunia terus berada dalam posisi waspada, menunggu hasil negosiasi lebih lanjut antara AS, Kanada, Meksiko, dan negara-negara mitra lainnya.
Perubahan dalam kebijakan tarif, terutama yang berhubungan dengan negara besar seperti Cina dan Uni Eropa, dapat memengaruhi arus perdagangan internasional dan memperburuk ketegangan ekonomi.