Hutama Karya Dapat Kredit Rp4 T untuk Bangun Tol dan Pelabuhan

- Kredit akan digunakan untuk membangun Jalan Tol Ruas Akses Tanjung Priok (ATP).
- Proyek ini akan meningkatkan kapasitas akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
- PT SMI telah berkontribusi terhadap pembangunan 4.521 kilometer jalan tol di seluruh Indonesia.
Jakarta, FORTUNE — PT Hutama Karya (Persero) beroleh dana segar sebesar Rp4 triliun dari hasil kerja sama pembiayaan sindikasi antara PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan jalan tol ruas akses Tanjung Priok (ATP), infrastruktur yang menjadi penghubung utama antara Jakarta Outer Ring Road (JORR), Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, dan kawasan industri di Jakarta Utara.
Dalam sindikasi ini, PT SMI mengambil porsi pembiayaan Rp2 triliun.
Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh Kepala Divisi Pembiayaan 2 PT SMI, Ekha Yudha Pratama, Group Head Corporate Banking Bank Mandiri, Midian Samosir dan Hamzah Syawaludin, serta Direktur Keuangan Hutama Karya Eka Setya Adrianto.
Ekha menjelaskan, pembiayaan ini merupakan bentuk komitmen PT SMI sebagai katalis pembangunan infrastruktur nasional, khususnya di sektor jalan dan jalan tol.
“Dengan mendorong akses efisien antara JORR, Pelabuhan Tanjung Priok, dan kawasan industri Jakarta Utara, kita tidak hanya memperkuat rantai logistik, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi lokal,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (24/10).
Jalan tol ruas ATP membentang sepanjang 11,4 kilometer dan berfungsi sebagai akses langsung menuju dan dari Pelabuhan Tanjung Priok. Jalan ini terhubung dengan sejumlah ruas tol strategis di Jakarta, seperti JORR seksi W1 hingga W2S, E1, E2, E3, serta ruas Ulujami–Pondok Aren yang dioperasikan oleh beberapa operator besar, termasuk PT Jasa Marga Tbk dan PT Hutama Karya sendiri.
Tol ATP berperan penting dalam memperlancar arus distribusi barang dan logistik nasional. Keberadaan jalur ini diharapkan mampu memangkas waktu tempuh pengiriman, menekan biaya logistik, dan memperkuat daya saing industri di kawasan pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut.
Menurut Direktur Keuangan Hutama Karya, Eka Setya Adrianto, kinerja keuangan ruas ATP yang baik menjadi dasar bagi perusahaan melakukan refinancing atau monetisasi aset atas proyek tersebut.
“Kami akan memiliki beberapa proyek strategis ke depan. Oleh karena itu, kepercayaan dari PT SMI dan Bank Mandiri ini sangat berarti, apalagi untuk akses Tanjung Priok yang sangat strategis fungsinya,” ujar Eka.
Dukungan pembiayaan sindikasi ini tidak hanya akan memperkuat konektivitas antarruas tol, tetapi juga membawa sejumlah manfaat nyata bagi perekonomian nasional.
Pertama, pembangunan ATP akan meningkatkan kapasitas akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga pergerakan logistik antarwilayah menjadi lebih lancar dan efisien.
Kedua, keberadaan tol ini diyakini mampu menekan biaya logistik dan mempercepat waktu pengiriman barang, terutama dari dan ke kawasan industri di Jakarta Utara. Dengan arus distribusi yang lebih cepat, biaya operasional pelaku usaha pun dapat ditekan, sehingga daya saing produk nasional meningkat.
Ketiga, proyek ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Aktivitas konstruksi dan operasionalnya akan membuka lapangan kerja baru, menumbuhkan kegiatan bisnis di sekitar pelabuhan, dan memunculkan efek berganda bagi masyarakat sekitar.
Keempat, dari sisi strategis nasional, pengembangan ATP akan memperkuat posisi Tanjung Priok sebagai hub maritim Indonesia. Dengan konektivitas yang makin baik, pelabuhan ini akan memainkan peran kunci dalam mendukung strategi pemerintah memperkuat jaringan logistik laut dan peran maritim Indonesia di kancah global.
Pembiayaan pada sektor jalan dan jalan tol menjadi porsi terbesar dalam portofolio PT SMI, dengan nilai komitmen mencapai Rp43,26 triliun per Agustus 2025, atau 27,79 persen dari total pembiayaan dan investasi senilai Rp155,68 triliun.
Dari angka tersebut, PT SMI telah berkontribusi terhadap pembangunan 4.521 kilometer jalan tol, dengan total nilai proyek mencapai Rp508,14 triliun di seluruh Indonesia.

















