Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Kesiapan Sistem Tol MLFF Raih Tahap Akhir, PT RITS: Bola di Pemerintah

Ilustrasi jalan tol
Ilustrasi jalan tol

Jakarta, FORTUNE - Implementasi sistem tol non-tunai nirsentuh Multi Lane Free Flow (MLFF) kini bergantung pada kesiapan dan komitmen pemerintah Indonesia. PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) selaku penyedia teknologi menegaskan kesiapan penuh secara sistem, infrastruktur, dan pendanaan.

Realisasi investasi untuk proyek ini telah mencapai lebih dari separuh dari total dana senilai US$300 juta yang berasal dari pemerintah Hungaria. Hal ini menegaskan komitmen jangka panjang PT RITS yang mendanai penuh proyek berbasis teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) tersebut.

Direktur PT Roatex Indonesia Toll System, Renaldi Utomo, menyatakan keberhasilan akselerasi proyek ini kini bergantung pada keputusan regulator.

“Kami percaya bahwa dengan dukungan dan kesiapan pemerintah, pengembangan proyek MLFF dapat segera berjalan secara optimal. Terlebih proyek ini masuk ke dalam Proyek Strategi Nasional tahun 2024 pada era pemerintahan Presiden Jokowi, dan kembali ditetapkan pada 2025 pada era Presiden Prabowo. Saat ini, kami memahami bahwa Kementerian Pekerjaan Umum masih melakukan kajian terkait berbagai aspek teknis dan regulasi sistem MLFF. Untuk itu, kami sangat menantikan kelanjutan dari pihak terkait guna mewujudkan percepatan implementasi yang telah direncanakan bersama,” ujar Renaldi, dikutip dari siaran pers (22/10).

Kesiapan operasional ini dipertegas oleh Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg.

“Dengan pendanaan penuh pada proyek ini, kami berkomitmen untuk berkolaborasi erat bersama berbagai pemangku kepentingan guna memastikan implementasi sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) secara optimal. PT RITS sudah siap mengimplementasikan teknologi MLFF secara penuh, dengan dukungan lengkap dari vendor untuk sistem pembayaran, aplikasi Cantas, perangkat On Board Unit (OBU), layanan Customer Service 24 Jam, serta perangkat dan infrastruktur lainnya dengan teknologi terbarui," ujar Attila pada siaran pers yang sama.

Ia menambahkan, PT RITS juga terus meningkatkan standar keamanan, seperti membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sesuai arahan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Dari sisi regulator, anggota BPJT Unsur Pemangku Kepentingan, Sony Sulaksono Wibowo, menyoroti tantangan integrasi dan kebutuhan payung hukum untuk penegakan.

"Aktor utama dalam sistem ini adalah pengelola jalan tol. Kami ingin teknologi ini berjalan dengan lancar dan dapat diterima oleh operator jalan tol. Kami, sebagai otoritas jalan tol, harus segera mewujudkan integrasi ini dan mempertimbangkannya dengan serius. Seperti yang disampaikan juga oleh Pak Attila sebelumnya bahwa tidak mudah untuk menyatukan banyak pemangku kepentingan. Salah satunya adalah penegak hukum dari Korlantas. Karena Korlantas memerlukan payung hukum sebagai dasar regulasi penegakan hukum. Saya berharap kita bisa bekerja sama dengan cepat," katanya, seperti dikutip.

Dukungan terhadap aspek keamanan digital juga datang dari BSSN. Direktur Keamanan Siber dan Sandi untuk Sektor TIK, Media, dan Transportasi di BSSN, Nur Achmadi Salmawan, menyatakan kesiapan lembaganya.

“Implementasi teknologi MLFF dengan dukungan GNSS ini merupakan langkah penting dalam modernisasi sistem tol nasional. Oleh karena itu, kami siap mendukung penguatan keamanan digital untuk implementasi program ini. PT RITS juga sudah membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer yang nantinya memastikan keamanan dan keandalan sistem,” ujar Nur Achmadi.

Penerapan MLFF dinilai mendesak mengingat kerugian ekonomi akibat kemacetan di jalan tol. Studi kelayakan PT RITS pada 2020 menunjukkan kerugian ekonomi nasional melebihi US$300 juta per tahun. Pernyataan Bank Dunia pada 2019 juga menyebutkan Indonesia mengalami kerugian lebih dari US$4 miliar setiap tahunnya.

Kehadiran sistem MLFF diharapkan dapat meningkatkan efisiensi lalu lintas, mendukung upaya pengurangan emisi, serta meningkatkan pendapatan negara.

Teknologi MLFF yang diusung PT RITS mengadopsi GNSS, sebuah teknologi berbasis lokasi real-time yang telah terbukti di Hungaria. Penerapan di negara tersebut selama 11 tahun diklaim mampu meningkatkan pendapatan negara sebanyak 5 kali lipat atau sekitar 392 persen.

Secara strategis, adopsi teknologi ini diharapkan menjadi lompatan bagi Indonesia merevolusi sistem pembayaran tol global, beralih dari sistem tunai dan tapping menuju sistem nirsentuh non-tunai berbasis GNSS melalui ponsel pintar. Pengguna nantinya dapat memilih metode pembayaran melalui aplikasi CANTAS, perangkat On-Board Unit (OBU), maupun route ticket.

MLFF telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) non-APBN pada Mei 2024. PT RITS menjadi Badan Usaha Pelaksana (BUP) setelah memenangkan tender pada Januari 2021 dan kembali ditetapkan sebagai PSN pada 2025 berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.16/2025.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Business

See More

Kesiapan Sistem Tol MLFF Raih Tahap Akhir, PT RITS: Bola di Pemerintah

22 Okt 2025, 10:35 WIBBusiness