Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perdagangan menyatakan akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia demi memastikan stabilitas harga kedelai di tingkat industri pengrajin tahu-tempe.

“Kami mengimbau para importir kedelai untuk bersama-sama menjaga harga kedelai tetap terjangkau bagi para industri pengguna, khususnya para pengrajin tahu dan tempe. Sehingga, masyarakat tetap mendapatkan produk turunan kedelai dengan harga terjangkau,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, dalam keterangannya, Kamis (20/1).

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada pekan kedua Januari 2022 sekitar US$13,77 per gantang atau setara US$505 per ton. Harga tersebut telah naik ketimbang minggu pertama Januari 2022 yaitu US$13,15 per gantang atau setara US$483 per ton. Sehingga, landed price berkisar Rp8.500 per kilogram dan harga di tingkat importir diperkirakan Rp9.300 per kilogram.

Kenaikan harga disinyalir merupakan dampak cuaca ekstrem yang terjadi di negara produsen kedelai seperti Argentina dan Brasil, selain rush pembelian kedelai asal Amerika Serikat oleh Tiongkok usai badai Ida.

“Kami berharap kondisi peningkatan harga kedelai dampak cuaca ekstrem ini tidak berlangsung lama. Hal tersebut mengingat adanya potensi kenaikan produksi kedelai dunia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Oke.

Stok kedelai dipastikan aman

Di tengah peningkatan harga, pemerintah menjamin stok kedelai saat ini cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan nasional, khususnya untuk produksi industri pengrajin tahu dan tempe.

Menurut informasi Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), stok kedelai di tingkat importir saat ini sekitar 400 ribu ton yang terdiri atas stok awal Januari 2022 sebanyak 150 ribu ton dan stok yang akan masuk di pertengahan Januari 2022 sebanyak 250 ribu ton. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar dua bulan mendatang.

Indonesia ketergantungan kedelai impor

Editorial Team

Tonton lebih seru di