Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
20251115_104203(3).jpg
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani. (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Presiden Prabowo Subianto menerima delegasi Sistema Group di Istana Merdeka, Jakarta.

  • Sistema tertarik berinvestasi pada sektor kesehatan, kapal listrik, industri jasa, dan pendidikan di Indonesia.

  • Kerja sama masih pada tahap awal dengan fokus percepatan proses tindak lanjut dan perizinan teknis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto menerima delegasi Sistema Group di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/11). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari dialog yang sebelumnya berjalan di St. Petersburg, Rusia, pada pertengahan 2025. Sistema, salah satu konglomerasi terbesar Rusia, datang dengan rombongan lengkap: owner, CEO, hingga group director.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus Kepala BPI Danatara, Rosan Roeslani, mengatakan kehadiran delegasi yang didampingi Duta Besar Rusia untuk Indonesia menandai keseriusan perusahaan tersebut dalam menjajaki peluang investasi di Indonesia.

“Sistema ini grup besar sekali di Rusia,” kata Rosan kepada pers seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/11).

Dalam pertemuan tersebut, sektor kesehatan menjadi salah satu pembahasan utama. Pasalnya, Sistema mengelola lebih dari 160 rumah sakit di Rusia dan merupakan produsen paten serta obat-obatan terbesar di negara tersebut.

Potensi kerja sama mulai dijajaki melalui pertemuan antara Sistema dan dua BUMN farmasi Indonesia: Bio Farma dan Kimia Farma.

“Sudah bertemu untuk potensi kerja sama dengan Bio Farma dan Kimia Farma di Bandung, dan sekarang akan ada tindak lanjut berikutnya,” kata Rosan.

Kerja sama ini diperkirakan dapat mencakup transfer teknologi, pengembangan obat, hingga pengelolaan fasilitas kesehatan, sejalan dengan ambisi Indonesia memperkuat industri farmasi nasional.

Selain kesehatan, Sistema juga menunjukkan minat besar berinvestasi dalam industri kapal listrik. Perusahaan tersebut merupakan pemilik salah satu galangan kapal terbesar di Rusia dan ingin mengembangkan kapal listrik penumpang berkapasitas 100–200 orang untuk pasar Indonesia.

“Pembicaraan sudah mulai berjalan. Rencananya mereka juga akan membuat manufakturnya di sini,” ujar Rosan.

Langkah ini sejalan dengan dorongan pemerintah mengembangkan moda transportasi rendah emisi, terutama di kawasan wisata dan wilayah perairan yang membutuhkan transportasi efisien dan bersih.

Sistema juga melihat peluang bisnis pada industri jasa. Rosan menyebut konglomerasi tersebut menyampaikan ketertarikan untuk terlibat dalam manajemen hotel-hotel potensial di Indonesia—memanfaatkan pengalaman mereka dalam sektor perhotelan di Rusia.

Selain itu, kerja sama bidang pendidikan pun mulai dijajaki. Perusahaan Rusia tersebut membuka peluang pengiriman tenaga pengajar bahasa Rusia untuk melatih mahasiswa di universitas-universitas Indonesia yang memiliki program studi terkait.

Meski sejumlah sektor telah dibahas, Rosan menegaskan seluruh potensi kerja sama ini masih berada pada tahap awal. Saat ini pemerintah berkonsentrasi mempercepat proses tindak lanjut, termasuk perizinan teknis pada lembaga terkait seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Nilainya belum bisa disebutkan karena masih early stage. Tapi kelihatannya berjalan karena intensinya sangat baik,” kata Rosan.

 

Editorial Team