Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Kuota Impor BBM 2026 Belum Final, Ada Opsi Penambahan

ilustrasi BBM
ilustrasi BBM (unsplash.com/engin akyurt)
Intinya sih...
  • Kementerian ESDM sedang menggodok kebijakan kuota impor BBM 2026 untuk SPBU swasta
  • Badan usaha pengelola SPBU swasta, termasuk Shell, BP, Vivo, dan ExxonMobil telah mengajukan permohonan impor 2026
  • Opsi penambahan kuota impor sebesar 10 persen dari alokasi 2025 menjadi sorotan karena realisasi kebijakan serupa pada 2025 tidak sepenuhnya menutup kebutuhan pasokan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggodok kebijakan kuota impor BBM 2026 untuk badan usaha pengelola SPBU swasta, termasuk Shell, BP, Vivo, dan ExxonMobil.

Dirjen Migas Laode Sulaeman menjelaskan bahwa keputusan final akan ditetapkan pada pekan depan setelah pemaparan opsi kebijakan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Pernyataannya merujuk pada permohonan impor 2026 yang telah diajukan SPBU swasta.

Laode menambahkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat internal untuk membahas berbagai skema yang tengah dipertimbangkan. Salah satu opsi yang kini menguat adalah penambahan kuota impor sebesar 10 persen dari alokasi 2025.

Opsi ini menjadi sorotan karena realisasi kebijakan serupa pada 2025 tidak sepenuhnya menutup kebutuhan pasokan, yang menyebabkan Shell, BP, dan Vivo mengalami kehabisan kuota impor lebih cepat.

Pemerintah menargetkan keputusan final dapat memberikan ruang distribusi yang lebih stabil bagi badan usaha non-PSO sepanjang 2026.

SPBU swasta ajukan kuota impor 2026

Laode menjelaskan bahwa seluruh badan usaha swasta telah memasukkan pengajuan kuota impor untuk kebutuhan tahun depan. Informasi rinci mengenai alokasi yang disetujui masih menunggu keputusan Bahlil setelah evaluasi opsi-opsi yang disiapkan Ditjen Migas.

“Ini tadi pagi saya sedang rapat sama tim untuk paparan dulu di depan Pak Menteri opsi-opsinya seperti apa. Nah, minggu depan kita sudah insya Allah bisa dapatkan informasi opsinya seperti apa,” ujar Laode di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (10/12).

Sejauh ini, pemerintah masih meninjau skenario kenaikan kuota impor 10 persen sebagai salah satu alternatif. Meski demikian, Laode menegaskan bahwa belum ada keputusan final terkait implementasinya pada 2026.

Opsi kenaikan kuota 10 persen, Bahlil: 'Pikiran saya masih begitu'

Bahlil Lahadalia menyebut bahwa pemerintah pada prinsipnya telah memberikan tambahan kuota impor sebesar 10 persen kepada SPBU swasta pada 2025.

“Jadi gini, untuk ketersediaan BBM nasional kita untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024. Contoh 1 juta. Di 2025 kita berikan tambah 10 persen jadi 1,1 itu contoh,” ujar Bahlil, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/9).

Untuk 2026, Bahlil mengindikasikan bahwa penambahan kuota pada level 110 persen tetap menjadi opsi utama. Namun ia membuka kemungkinan penyesuaian kembali apabila terdapat perkembangan tertentu.

“Sampai dengan hari ini, pikiran saya masih begitu ya (110 persen), terkecuali kalau ada yang agak sedikit gimana-gimana ya kita pikirkan lah ya,” jelasnya.

Opsi kenaikan 10 persen menjadi penting karena kuota di 2025 terbukti tidak mencukupi bagi beberapa SPBU swasta. Shell dan BP kehabisan kuota pada pertengahan Agustus 2025, sementara Vivo menyusul pada Oktober 2025.

Mekanisme kolaborasi dengan Pertamina menjadi penyangga pasokan 2025

Untuk menjaga stabilitas suplai saat kuota impor swasta habis, Kementerian ESDM menerapkan skema kolaborasi antara SPBU swasta dan Pertamina Patra Niaga. Melalui mekanisme ini, badan usaha swasta dapat mengimpor BBM menggunakan kuota milik Pertamina.

Pendekatan tersebut memulihkan stok BBM non-subsidi, terutama RON 92, setelah pasokan sempat terganggu. BP mencatat pemulihan stok pada akhir Oktober 2025, disusul Vivo pada akhir November dan Shell pada awal Desember 2025.

Pertamina Patra Niaga tercatat telah menyalurkan total 430 ribu barel minyak ke tiga SPBU swasta hingga awal Desember 2025.

Pemerintah menilai skema kolaborasi menjadi penyangga distribusi hingga kuota impor 2026 ditetapkan, sekaligus menjaga kesinambungan layanan masyarakat.

Keputusan kuota 2026 jadi penentu strategi pasokan swasta

Finalisasi kuota impor BBM 2026 menjadi krusial bagi SPBU swasta untuk menyusun strategi suplai sepanjang tahun mendatang.

Pemerintah menargetkan kebijakan akhir dapat mencerminkan kebutuhan pasar, stabilitas distribusi, dan pengendalian harga.

Dengan pengajuan dari badan usaha yang telah diterima serta opsi kenaikan kuota 10 persen yang masih dibahas, keputusan pekan depan akan menjadi acuan utama bagi perencanaan impor.

FAQ seputar kuota impor BBM 2026

Kapan kuota impor BBM 2026 akan diputuskan?

Keputusan final akan ditetapkan Menteri ESDM pada pekan depan.

Apakah kenaikan kuota impor 10 persen akan diberlakukan pada 2026?

Opsi tersebut masih dibahas dan belum diputuskan pemerintah.

Mengapa pasokan BBM swasta sempat terganggu pada 2025?

Shell, BP, dan Vivo kehabisan kuota impor masing-masing sebelum akhir tahun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda Dwi Saputri
EditorYunisda Dwi Saputri
Follow Us

Latest in News

See More

Kuota Impor BBM 2026 Belum Final, Ada Opsi Penambahan

12 Des 2025, 00:05 WIBNews