Pemerintah Isyaratkan Tak Perpanjang Relaksasi Ekspor Freeport

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah membuka kemungkinan tidak memperpanjang masa relaksasi ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa Freeport sebelumnya memang sudah memperoleh izin ekspor dalam skema relaksasi. Izin tersebut berlaku sementara sebagai langkah darurat.
Pernyataan itu ia sampaikan ketika dimintai tanggapan mengenai evaluasi perpanjangan izin yang akan berakhir pada 16 September mendatang. Menurut Yuliot, izin tersebut sejak awal diberikan dalam kondisi kahar atau force majeure.
"Jadi itu kan dalam kondisi kahar, itu kan diperkirakan itu selesai, ini kan dalam jangka waktu 6 bulan. Ya seharusnya kalau sudah selesai ya tidak ada perpanjangan lagi," ujarnya di The Tribrata, Jakarta, Rabu (27/8), usai menjadi pembicara dalam forum Visionary Leaders by IDN Times bertajuk Green Economy and Innovation For A Sustainable Future: Honoring Indonesia's Independence di Indonesia Summit 2025.
Saat ditanya soal adanya kendala di pabrik oksigen Freeport, Yuliot menyebut pihaknya masih menunggu laporan teknis.
"Ya dicek dulu gangguannya kira-kira bagaimana," kata mantan Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM tersebut.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan bahwa smelter lama sempat berhenti beroperasi karena kegiatan perawatan, ditambah dengan kerusakan pada fasilitas pabrik oksigen di sekitar area tersebut.
"Pabrik oksigennya yang ada di sebelah situ yang dibutuhkan untuk operasi itu ada kerusakan," katanya.
Menurut Tony, peran pabrik oksigen sangat vital karena suplai oksigen dalam jumlah besar mutlak diperlukan untuk proses peleburan. Pasokan dari luar tidak bisa menggantikan kebutuhan tersebut. Ia menambahkan bahwa fasilitas oksigen di smelter baru juga sudah disiapkan.
Tony mengakui kerusakan tersebut menyebabkan aktivitas smelter harus terhenti sementara. Namun, perbaikan sedang berlangsung dan ditargetkan rampung awal September.
"Mungkin sekitar tanggal 7 September sudah bisa beroperasi, berproduksi lagi," kata Tony.