NEWS

Inggris Siap Tinggalkan Batu Bara pada Oktober 2024

Pembangkit listrik di Inggris akan meninggalkan batu bara.

Inggris Siap Tinggalkan Batu Bara pada Oktober 2024ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj
05 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Inggris berkomitmen menghentikan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listriknya pada Oktober 2024, atau satu tahun lebih cepat dari rencana semula. Target baru itu diumumkan oleh Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris Anne-Marie Trevelyan.

"Batu bara memungkinkan terjadinya revolusi industri dua ratus tahun lalu, namun sekarang adalah saatnya untuk melakukan aksi yang cepat guna menghapuskan bahan bakar kotor ini secara menyeluruh dari sistem energi kita," ujar Travelyan dalam keterangan resminya, Jumat (3/7).

Inggris terus mengurangi penggunaan batu bara sebagai sumber energi. Tahun lalu, batu bara hanya digunakan di 1,8 persen pembangkit listrik. Angka itu jauh lebih kecil dari satu dekade lalu yang mencapai 40 persen.

Di sisi lain, produksi listrik tanpa batu bara di Inggris sudah bisa memenuhi kebutuhan setara 7 bulan pada 2020. Pada awal tahun ini, pembangkit listrik tenaga angin telah memasok hampir sepertiga dari kebutuhan listrik di negara tersebut.

Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk melakukan transisi dari bahan bakar fosil dan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.

Inggris juga ingin mencontohkan upaya menurunkan emisi jelang perannya sebagai tuan rumah COP26 di Glasgow pada November mendatang. Untuk itu, Inggris mengajak negara-negara di dunia untuk mempercepat penghapusan batu bara sebagai sumber energi listrik.

Pada saat yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins juga mendukung tekad Indonesia dalam transisi menuju energi rendah karbon yang berkelanjutan melalui program Mentari. ini merupakan wujud kerja sama Inggris dan Indonesia pada sektor energi rendah karbon.

Mentari berfokus pada peningkatan peraturan yang kondusif bagi pengembangan energi terbarukan, memobilisasi investasi ke dalam proyek energi terbarukan, dan membagikan keahlian serta berkolaborasi dengan berbagai kelompok kepentingan.

"Inggris telah menemukan bahwa angin adalah pengganti sumber energinya. Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar meliputi surya, angin, panas bumi, dan masih banyak lagi," kata Jenkins.

Related Topics