Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi obat herbal. (Pixabay/PhotoMIX-Company)

Jakarta, FORTUNE - Produk jamu herbal Indonesia makin diminati di pasar Arab Saudi karena masyarakatnya menggemari pengobatan dengan metode herbal tanpa mengesampingkan pengobatan dengan obat kimia. Arab Saudi juga merupakan asal mula sistem pengobatan herbal ala Nabi.

Indonesia sebagai salah satu produsen obat herbal dilirik perusahaan Arab Saudi, yaitu Gulf Bird Trading Corporation (GBC). Perusahaan itu menyampaikan ketertarikannya untuk mengimpor produk jamu herbal Indonesia pada pertemuan bisnis antara Atase Perdagangan (Atdag) Riyadh Gunawan dengan Managing Director Gulf Bird Trading Corporation (GBC) Saud Fahad Al Saud pada Sabtu (14/5) di Riyadh, Arab Saudi.

Pertemuan bisnis tersebut merupakan upaya yang dilakukan Atdag Riyadh dalam mencari peluang untuk memperluas pasar produk herbal Indonesia di Arah Saudi.

“Dari hasil pertemuan bisnis, GBC berminat menjadi importir jamu herbal dari Indonesia. Saat ini, GBC menyuplai lebih dari 90 persen apotek di wilayah Arab Saudi yang mencapai lebih dari 2.000 cabang. Dengan banyaknya apotek yang disuplai GBC, diharapkan produk jamu herbal Indonesia akan semakin digemari dan dikenal masyarakat Arab Saudi,” kata Gunawan dalam keterangan pers, dikutip Kamis (25/5).

Arab Saudi mengimpor produk sejenis dari seluruh dunia pada 2022 sebesar US$3,45 miliar; pada 2021 sebesar US$3,35 miliar; dan pada 2020 sebesar US$3,36 miliar.

“Nilai ini tumbuh tiga persen dalam tiga tahun terakhir. Artinya, pasar di Arab Saudi sangat besar dan Indonesia berpotensi untuk terus meningkatkan ekspor produk farmasi dan tidak terbatas pada produk herbal saja,” ujarnya,

Indonesia urutan ke-84 pemasok obat herbal ke Arab Saudi

Editorial Team

Tonton lebih seru di