Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Trump Umumkan Tarif 50 Persen untuk Tembaga, 200 Persen untuk Farmasi

Donald Trump (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)
Intinya sih...
  • Trump akan menaikkan tarif impor tembaga 50 persen dan produk farmasi 200 persen
  • Tembaga menjadi perhatian utama karena perannya yang vital dalam industri elektronik, otomotif, dan mesin
  • Trump memperpanjang tenggat waktu penerapan tarif resiprokal hingga 1 Agustus

Jakarta, FORTUNE - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali meningkatkan tensi perang dagang dengan mengumumkan rencana pemberlakuan tarif impor tinggi untuk sektor tembaga dan farmasi. Kebijakan ini menjadi sinyal eskalasi proteksionisme pada masa jabatan keduanya.

Dalam rapat Kabinet yang berlangsung Selasa waktu setempat (8/7), Trump menyatakan pemerintahannya akan mengenakan tarif impor 50 persen untuk tembaga dan ancaman tarif 200 persen untuk produk farmasi. Namun, ia tidak mengungkap kapan kebijakan ini akan mulai berlaku.

Fokus utama Trump pada tembaga didasari oleh peran vital komoditas tersebut dalam industri elektronik, otomotif, dan permesinan. Tahun lalu, AS mengimpor tembaga senilai US$17miliar, dengan Chile sebagai pemasok terbesar (US$6 miliar).

“Kami saat ini menggunakan tembaga,” kata Trump, seraya menambahkan bahwa tarif baru kemungkinan besar akan dipatok pada level 50 persen, seperti dikutip dari laporan CNN, Rabu (9/7).

Tidak lama setelah pengumuman tersebut, harga tembaga berjangka di New York melonjak hingga 15 persen dan mencapai rekor US$5,68 per pon. Kenaikan ini dipicu spekulasi pasar terhadap potensi kelangkaan pasokan menjelang implementasi tarif.

“Tarif sebesar 50 persen adalah pajak besar bagi para konsumen tembaga,” ujar Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank. Ia memperingatkan langkah ini dapat membebani konsumen dan industri pengguna tembaga di AS.

Sementara itu, analis kebijakan di Raymond James, Ed Mills, merasa terkejut karena kebijakan semacam ini biasanya membutuhkan waktu lama untuk diterapkan.

“Perhatikan apa yang Trump lakukan, bukan apa yang dia katakan,” ujar Mills, menyiratkan kemungkinan bahwa kebijakan ini akan dijalankan bertahap untuk menghindari guncangan langsung pada konsumen.

Selain tembaga, Trump juga mengumumkan rencana tarif 200 persen untuk impor produk farmasi. Ia menegaskan AS harus mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan impor untuk alasan keamanan nasional.

“Kita harus mulai memproduksi sendiri agar tidak lagi bergantung pada negara lain,” ujarnya.

Meski begitu, Trump mengakui tarif tersebut mungkin tidak akan segera diberlakukan. Pemerintah ingin memberi waktu bagi perusahaan farmasi memindahkan produksinya ke dalam negeri. Langkah ini berbeda dari kebijakan pada masa jabatan pertamanya saat produk farmasi sempat dibebaskan dari tarif.

Pada April lalu, pemerintah telah meluncurkan penyelidikan terhadap impor farmasi dengan alasan keamanan nasional, sebuah langkah awal yang mendukung kebijakan tarif ini.

Rencana tarif ini menjadi yang keempat kalinya diterapkan Trump, menyusul jejak tarif 25 persen untuk mobil dan suku cadang, serta 50 persen untuk baja dan aluminium.

Dalam perkembangan lain, Trump memperpanjang tenggat waktu penerapan tarif resiprokal hingga 1 Agustus 2025. Ia juga dikabarkan telah mengirim surat resmi ke berbagai pemimpin dunia, memberi peringatan bahwa gelombang tarif berikutnya akan diberlakukan jika tidak ada kesepakatan dagang baru yang tercapai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us