SHARIA

Industri Halal Mulai Jadi Tren Hidup Masyarakat Global

Aspek halal jadi pendorong ketahanan pangan.

Industri Halal Mulai Jadi Tren Hidup Masyarakat GlobalYoutube/RPI Official

by Desy Yuliastuti

03 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menyebut industri halal saat ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat global. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto menjelaskan, aspek kehalalan merupakan penopang dalam ketahanan pangan di Tanah Air.

“Jaminan produk halal memiliki urgensi yang kuat. Saat ini halal sudah menjadi lifestyle masyarakat global,” ujar Andriko dalam International Conference on Indonesia and Global Affairs (ICIGA), dikutip Senin (3/10).

Lebih lanjut, Indonesia memiliki potensi pasar pangan halal yang besar, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan proporsi penduduk muslim mencapai 12,8 persen dari total penduduk dunia. "Urgensi jaminan produk halal telah diakui dalam forum perdagangan dunia (WTO)," ujarnya.

Populasi muslim mendorong tumbuhnya ekonomi syariah

source_name

Diungkapkan pula, pada 2030 populasi muslim dunia diperkirakan mencapai 26 persen dan pangsa produk Asia-Pasifik mencapai 62 persen. "Berkembangnya industri halal pun akan mendorong tumbuhnya ekonomi syariah," ujarnya.

Dia melanjutkan, Indonesia memiliki potensi pasar pangan halal yang besar, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan proporsi penduduk muslim mencapai 12,8 persen dari total penduduk dunia. Urgensi jaminan produk halal telah diakui dalam forum perdagangan dunia (WTO).

Untuk diketahui, laporan dari State of Global Islamic Economic Report 2020-2021 mengungkapkan tingkat konsumsi masyarakat muslim dunia mencapai US$2,02 triliun yang terserap di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan, dan media/rekreasi halal.

Mengacu dari sumber data yang sama, peringkat Ekonomi Syariah Indonesia, yang diukur berdasarkan Indikator Ekonomi Islam Global, juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat keempat dunia setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Indikator tersebut diukur dengan enam sektor, yaitu makanan dan minuman, jasa keuangan, perjalanan ramah muslim, modest fashion, farmasi dan kosmetik, serta media dan rekreasi.

Untuk mendorong persaingan Indonesia di pasar halal global, Indonesia sudah punya Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang memiliki empat strategi utama. 

Pertama, penguatan rantai nilai halal yang terdiri dari industri makanan dan minuman halal, industri pariwisata halal, industri fesyen muslim, industri media dan rekreasi halal, industri farmasi dan kosmetik halal serta industri energi terbarukan. Kedua, penguatan sektor keuangan syariah. Ketiga, penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah. Keempat adalah pemanfaatan dan penguatan ekonomi digital.