SHARIA

Riset IHATEC: Milenial Anggap Penting Label Halal di Kafe dan Restoran

Harga dan kualitas jadi pertimbangan utama memilih produk.

Riset IHATEC: Milenial Anggap Penting Label Halal di Kafe dan RestoranPada latar belakang adalah logo halal baru yang dirilis oleh BPJPH. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
28 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - IHATEC Marketing Research meluncurkan Top Halal Indeks 2022 bertajuk "Persepsi Milenial Indonesia terhadap Produk Halal". 

Kepala Divisi Riset IHATEC Marketing Research, Fachruddin Putra, menyampaikan riset ini menggambarkan tingkat kepentingan label halal dari masing-masing kategori produk di pasar.

Pengumpulan data, kata Fachruddin, dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada responden atau face to face interview

"Responden yang dipilih adalah mereka yang berusia 20 sampai 40 tahun (kelompok milenial), yang terdiri dari 87 persen responden muslim dan 13 persen responden nonmuslim," tuturnya dalam peluncuran riset secara virtual, Rabu (22/6).

Riset juga merangkum temuan penting yang perlu menjadi catatan soal kebutuhan produk halal bagi milenial sebagai generasi dengan jumlah besar dan daya beli yang kuat. 

Lebih lanjut, hasil survei juga memperlihatkan bahwa dari 7 kategori produk (Makanan dan Minuman, Toiletries, Kosmetik, Obat-obatan, Restoran & Café, Fashion, dan Jasa), kategori Restoran & Café dianggap penting dan sangat penting dicantumkan label halal dengan persentase 93 persen.

Kafe dan restoran berlabel halal paling penting

source_name

Dalam riset tersebut, kafe dan restoran memiliki tingkat kepentingan label halal tertinggi dengan nilai 93 persen.

"Kemudian yang kedua adalah makanan dan minuman dengan nilai 92 persen. Artinya, dari angka-angka ini menunjukkan bahwa konsumen milenial kita itu concern sekali terhadap produk halal terutama yang langsung ready to drink atau ready to eat," katanya.

Fachruddin mengatakan, kafe dan restoran termasuk kategori ready to drink atau ready to eat. Keduanya juga masuk kategori yang langsung dikonsumsi. Namun, menurut dia yang juga perlu diperhatikan adalah pertumbuhan produk fesyen dan jasa. 

"Fesyen dan jasa ternyata juga memiliki tingkat kepentingan label halal di atas rata-rata, yaitu 78 persen, dan jasa 76 persen. Ini menjadi peluang yang cukup besar," ujarnya. 

Ke depannya kaum milenial sebagai pemegang keputusan dalam berbelanja itu sudah mulai memperhatikan pakaian atau produk fesyen yang berlabel halal atau terbuat dari bahan halal. "Begitu juga produk jasa," katanya.

Tak segan bayar mahal demi produk halal

source_name

Related Topics