Penjelasan Bos Bank Muamalat Terkait Lonjakan Laba 332%
Pembiayaan Bank Muamalat tumbuh negatif, namun NPF membaik.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (Bank Muamalat) mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 332 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp31,61 miliar pada kuartal III-2022. Kondisi tersebut tercapai ditengah pemulihan ekonomi nasional meski terus dibayangi gejolak geopolitik.
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana mengatakan, pertumbuhan laba terjadi akibat kondisi bisnis perseroan yang sudah mulai stabil berkat masuknya pemegang saham baru Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
"Sekarang kita sudah mulai back to normal, kita dalam tahapan turn around. Tentunya juga beda lah dengan situasi satu tahun yang lalu ketika BPKH belum masuk, modal belum ada, kemudian masalah masih banyak," kata Permana saat ditemui di Muamalat Tower, Jakarta, Selasa (22/11).
Seperti diketahui bersama, BPKH masuk sebagai pemegang saham pengendali Bank Muamalat setelah menerima hibah saham dari Islamic Development Bank (IsDB) dan SEDCO Group. Dengan demikian, kepemilikan saham BPKH di Bank Muamalat menjadi 82,7 persen.
Fee based income topang laba
Bila melihat dari laporan keuangannya, pertumbuhan laba bersih ditopang oleh pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh 71 persen (yoy) mencapai Rp568,97 miliar. Perolehan tersebut menjadikan laba operasional Bank Muamalat tumbuh 112 persen (yoy) menjadi Rp66,52 miliar.
Sementara itu, untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan juga tercatat tumbuh tipis menjadi Rp44,95 triliun pada September 2022, dari periode sebelumnya di 2021 senilai Rp43,82 triliun.
Pembiayaan tumbuh negatif, namun NPF membaik
Permana kembali menambahkan, saat ini pihaknya terus memperbaiki pembiayaan yang sempat macet serta membangun aset sehat.
Hal tersebut terealisasikan melalui kerja sama penyerahan aset pembiayaan berkualitas buruk ke PT Perusahaan Pengelola Aset senilai Rp 10 triliun pada awal tahun ini. Hal ini membuat rasio net performing financing (NPF) gross perseroan membaik ke level 2,35 persen di September 2022. Membaik dari posisi Kuartal III 2021 yang mencapai 4,94 persen.
"Sekarang sudah selesai semua nih, sekarang kita sudah membangun aset, membangun profitability ya. Insya Allah NPF-nya juga sudah bagus," ungkap Permana.
Meski demikian, pembiayaan Bank Muamalat tercatat masih tumbuh negatif 32 persen hingga kuartal III-2022 mencapai Rp10,31 triliun. Meski demikian, total aset bank syariah pertama RI ini masih mengalami pertumbuhan 15 persen (yoy) menjadi Rp59,77 triliun.