SHARIA

Langkah BSI Kembangkan Potensi Ekonomi Syariah Nasional

Aset dan Pembiayaan Bank Syariah masih tumbuh.

Langkah BSI Kembangkan Potensi Ekonomi Syariah NasionalIlustrasi gaya hidup keluarga Islam. (ShutterStock/anythings)
25 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap menjadi pemain utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan kesiapan pihaknya menjadi pemain kunci dalam mendongkrak pertumbuhan itu tak terlepas dari potensi ekonomi syariah Indonesia yang sangat besar. 

"Potensi ekonomi syariah yang besar ini bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata. Dan Indonesia bisa menjadi tokoh utama dalam ekonomi syariah dunia,” kata Hery melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (22/10). 

Hery, yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum dalam organisasi keumatan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), memaparkan prospek cerah bisnis ekonomi syariah tersebut. 

Potensi penduduk muslim

Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total populasi. 

“Saya sudah berkali-kali menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal di dunia. Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia. Dan alhamdulillah perkembangan ekonomi syariah kita, cukup besar,” kata Presiden Jokowi di kesempatan yang sama. 

Potensi lebih dari 200 juta nasabah bisa memanfaatkan jasa keuangan ritel, contohnya untuk keperluan perjalanan umrah, haji, hingga perawatan kesehatan. Tak hanya itu, potensi tersebut juga dapat diarahkan ke layanan transaksi sosial zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). 

Pertumbuhan industri keuangan syariah

Hery menambahkan, preferensi masyarakat yang kuat terhadap perbankan syariah membuat pertumbuhan industri sangat pesat dengan potensi pasar yang sangat besar. 

Dari data yang dimiliki pihaknya CAGR lima tahun terakhir kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di industri perbankan syariah Indonesia mencapai 13,8 persen. “Selain itu penetrasi aset keuangan syariah di Indonesia masih kecil yaitu sekitar 3 persen dari GDP. Dengan penetrasi ekonomi syariah yang rendah tersebut, memiliki peluang yang sangat besar untuk terus digali,” ujarnya. 

Pada Juli 2021 aset perbankan syariah di Tanah Air tumbuh sekitar 16,35 persen dari Juni 2021. Sedangkan untuk pembiayaan tumbuh 6,82 persen dan DPK tumbuh 17,98 persen.  

Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina MES mengatakan saat ini ekonomi syari’ah tidak lagi sekadar menjadi pilihan bagi komunitas muslim saja, tetapi telah menjadi salah satu penopang kekuatan ekonomi nasional. 

Wapres Ma’ruf pun mengutip laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2020. Dalam laporan itu Indonesia masuk 5 besar dari 135 negara dengan nilai aset industri halal tertinggi. Nilainya mencapai US$3 miliar, masih di bawah Uni Emirat Arab US$3 miliar, Malaysia US$10 miliar, Iran US$14 miliar dan Arab Saudi US$17 miliar. 

“Kita meyakini bahwa posisi Indonesia masih sangat mungkin untuk meningkat lagi. Harapan kita potensi ekonomi dan keuangan syari’ah Indonesia yang sangat menjanjikan dapat dioptimalkan demi kesejahteraan umat dan Indonesia menjadi pemain utama ekonomi dan keuangan syariah dunia,” tuturnya.

Related Topics