Amazon Investasi Rp 74,6 Triliun untuk Pusat Data AWS di Selandia Baru

- Amazon menggelontorkan dana US$4,4 miliar untuk membangun pusat data di Selandia Baru.
- Pembangunan pusat data akan mendukung lebih dari 1.000 pekerjaan penuh waktu per tahun.
- Amazon Web Services (AWS) telah meresmikan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada Desember 2021.
Jakarta, FORTUNE - Amazon, melalui layanan komputasi awannya Amazon Web Services (AWS), menginvestasikan dana sebesar US$4,4 miliar atau setara Rp74,63 triliun untuk membangun pangkalan data (data center) di Selandia Baru. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi permintaan layanan cloud yang terus meningkat di negara tersebut.
Investasi raksasa ini diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dikutip dari Bloomberg, pembangunan, operasi, dan pemeliharaan pusat data tersebut diperkirakan akan mendukung lebih dari 1.000 pekerjaan penuh waktu per tahun dan menambah NZ$10,8 miliar ke PDB Selandia Baru.
Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, menyatakan nilai investasi ini memberikan dampak signifikan bagi negara. Rencana yang pertama kali diumumkan hampir empat tahun lalu ini akhirnya terlaksana di tengah upaya Selandia Baru menarik lebih banyak investasi asing untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang sempat jatuh ke dalam resesi tahun lalu.
Langkah ekspansi di Selandia Baru ini merupakan bagian dari strategi besar AWS untuk memperkuat kehadirannya di kawasan Asia Pasifik. Sebelumnya, AWS telah mengoperasikan sejumlah pusat data di berbagai negara, termasuk Jakarta, Singapura, Sydney, Tokyo, Malaysia, hingga Thailand.
Di Indonesia, AWS telah meresmikan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada Desember 2021. Perusahaan berkomitmen untuk berinvestasi senilai Rp71 triliun dan memproyeksikan kontribusi sebesar Rp155 triliun pada PDB Indonesia dalam 15 tahun ke depan, serta mendukung 24.700 lapangan pekerjaan.
Sementara itu, Singapura yang menjadi kantor pusat AWS Asia Pasifik juga menerima komitmen investasi baru. AWS berencana menanamkan modal S$12 miliar untuk infrastruktur cloud dari 2024 hingga 2028, yang diperkirakan akan berkontribusi S$23,7 miliar pada PDB Singapura dan mendukung 12.300 lapangan kerja setiap tahunnya.
Kehadiran pusat data yang tersebar di berbagai negara ini memungkinkan pengguna layanan AWS di seluruh kawasan, termasuk Indonesia, untuk menikmati layanan dengan latensi lebih rendah karena lokasi server yang semakin dekat.