Menyambut 2022, Tahunnya Desain Sirkular

Desain merupakan pusat transisi menuju ekonomi sirkular.

Menyambut 2022, Tahunnya Desain Sirkular
Ilustrasi Circular Economy. (ShutterStock/Lemonsoup14)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Ini tahun bagi kendaraan berbasis listrik. Begitu klaim situs berita teknologi, The Next Web (18/11). Namun, menurut media yang sama, 2022 diprediksi bakal menjadi tahun bagi desain sirkular. 

Cate Lawrence, seorang jurnalis teknologi The Next Web membagikan pengalamannya saat melihat produksi sel baterai lithium-ion, Northvolt. Produk ini menggunakan katoda nikel-mangan-kobalt (NMC) yang berasal dari limbah baterai. Itu jelas lompatan besar dalam industri baterai. Northvolt bahkan berencana memanfaatkan bahan daur ulang bagi 50 persen produksinya pada 2030.

“Yang juga menarik bagi saya adalah bahwa bahan lain dari daur ulang baterai akan disirkulasikan kembali ke manufaktur melalui pihak ketiga setempat. Secara keseluruhan, ini adalah sebuah praktik desain sirkular,” tulis Cate.

Pengertian desain sirkular

Untuk memahami desain sirkular, kita harus lebih dulu memahami ekonomi sirkular. Pengamat ekonomi, Roy Sembel, mengatakan ekonomi sirkular adalah model industri baru yang berfokus mengurangi, memakai kembali, dan mendaur ulang. Tujuannya mengurangi konsumsi sumber daya primer serta produksi limbah.

Chris Grantham, manajer portofolio IDO London, mengatakan desain sirkular adalah pusat transisi dari ekonomi lama ke ekonomi sirkular. “Setiap desainer yang bekerja di lingkungan komersial modern harus memahami prinsip-prinsip utama dan dapat menerapkannya dalam pekerjaan mereka,” katanya seperti dikutip laman affde.com.

Alat elektronik merupakan contoh barang yang seringkali terbengkalai dan menjadi sampah tak berguna ketika telah melewati usia pakainya. Hal ini terjadi, karena desain komponen yang digunakan perangkat elektronik tersebut tidak mempertimbangkan keberlanjutan.

“Bagaimana jika ini tidak harus terjadi? Bagaimana jika bahan dirancang melampaui usia aslinya, baik dalam jumlah semua bagiannya maupun sebagai komponen modular yang disiapkan untuk penggunaan lain di luar tujuan awalnya? Ini adalah desain sirkular,” demikian Cate menulis.

Beberapa kisah tentang desain sirkular

Kendaraan listrik dan industri yang menopangnya kelak sangat bergantung pada baterai yang memiliki daya tahan 10-15 tahun atau lebih dari masa tempuh 250.000 km. Namun, setelah melewati rata-rata masa pakainya, sebenarnya baterai kendaraan listrik masih bekerja dengan kapasitas 75 persen. Karena itu, produsen kendaraan dapat menggunakannya kembali dalam bentuk lain untuk 10 tahun berikutnya. Untuk penyimpanan energi stasioner, misalnya.

Perusahaan energi asal Prancis, Connected Energy, memakai baterai yang sebelumnya digunakan pada kendaraan Renault Kangoo ZE untuk aplikasi industri. Inovasi ini memiliki kapasitas penyimpanan energi gabungan 720 KwH dan dapat menghasilkan daya 1,2 MwH.

Sementara, pabrik kendaraan SKODA telah menciptakan sistem penyimpanan energi cerdas yang bersumber dari penggunaan baterai bekas dari SUV all-electric SKODA ENYAQ iV dan model hibrida plug-in SUPERB iV serta OCTAVIA iV. Energi yang dihasilkan pun dapat digunakan untuk pengisian daya listrik kendaraan, bahkan berguna untuk penerangan dan pendingin udara di ruang pamer dan bengkelnya.

Operator kereta api Jepang juga mengganti baterai pada pasokan listrik darurat di perlintasan kereta api dengan baterai bekas Nissan Leafs. Baterai lithium-ion yang digunakan ulang ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang terpasang, sehingga memungkinkan untuk memeriksa status baterai dari jarak jauh yang memudahkan pemeliharaan prediktif.

Bukan hanya menyelamatkan lingkungan, desain sirkular juga tentang model bisnis baru

Kisah yang terjadi di negeri Belanda ini adalah salah satu bagian dari perkembangan desain sirkular di dunia. Penggunaan sepeda adalah hal yang selalu mewarnai kehidupan masyarakat Belanda. Makanya, Swapfiets—sebuah perusahaan e-bike—berinovasi dengan berlangganan sewa ban sepeda alih-alih membelinya.

Swapfiets bekerja sama dengan perusahaan penyewaan ban sepeda, Vittoria2GO, sebagai langkah untuk mencapai sebuah ekosistem sirkular utuh pada bisnis e-bike. Melalui model bisnis ‘bayar untuk menggunakan’, perusahaan meningkatkan nilai produknya melampaui batas waktu siklus pemakaian produk tersebut. Desain usaha ini mengoptimalkan daya tahan, kemudahan perawatan, dan perbaikan.

Pada 2020, Uber pernah menjual sepeda JUMP ke Lime, namun pada sebuah unggahan video, sepeda-sepeda tersebut hancur dan komponen elektroniknya dilepas. Perusahaan tidak memperbaiki sepeda tersebut, justru membuang semuanya layaknya sampah.

Komunitas yang bermunculan pada sebuah moda transportasi ramah lingkungan seperti sepeda adalah kunci penting bagi para investor untuk memutuskan penanaman modalnya. “Startup e-bike dapat membantu membangun keberlanjutan dalam hal ini, membantu pengguna memperpanjang umur sepeda mereka, dan untuk mengganti, menukar, atau mendaur ulang suku cadang,” tulis Cate Lawrence.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar