Survei: Masyarakat Mulai Gunakan Teknologi AI Untuk Dukung Pekerjaan

Ketersediaan tools jadi alasan utama gunakan teknologi AI.

Survei: Masyarakat Mulai Gunakan Teknologi AI Untuk Dukung Pekerjaan
Ilustrasi perangkat AI. Shutterstock/Aumpattarawut
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Masyarakat semakin mengandalkan teknologi untuk membantu produktivitas dan efektifitas pekerjaannya, termasuk kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Survei yang dilakukan oleh Populix dalam laporan bertajuk ‘Unveiling the Tech Revolution: How Technology Reshapes the Future of Work’ menunjukkan, dari 1.014 responden, lebih dari separuhnya yang merupakan pekerja dan pengusaha. Dari angka itu,  45 persen di antarnya mengaku sudah pernah menggunakan platform berbasis AI untuk menunjang efektivitas pekerjaan.

Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, mengatakan bahwa platform-platform ini membantu karyawan untuk saling terhubung satu sama lain dan membantu produktivitas mereka.

“Kehadiran platform kecerdasan buatan juga membantu karyawan dalam meningkatkan kreativitas. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat mengikuti berbagai pelatihan dengan mudah dan murah,” ujarnya dalam laporan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (20/6).

Aplikasi AI yang banyak digunakan

Pekerja yang gunakan teknologi AI dalam pekerjaan. (dok. Populix)

Dari 45 persen pekerja yang pernah memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung pekerjaannya, platform yang paling banyak digunakan adalah ChatGPT dari OpenAI sebanyak 52 persen, diikuti oleh copy.ai yang mencapai 29 persen dan luminar sebanyak 18 persen.

Sebanyak 40 persen menyatakan menggunakan aplikasi berbasis AI lebih dari satu bulan sekali. Alasan penggunaan terbesar di antaranya, karena untuk memanfaatkan tools untuk bekerja (75 persen), memiliki banyak template untuk pekerjaan (53 persen), dan membantu mencari ide (44 persen).

Penggunaan pribadi

Platform digital yang paling banyak digunakan secara pribadi. (dok. Populix)

Berdasarkan survei juga diketahui, para responden cukup bergantung pada sejumlah platform untuk mendukung produktivitas mereka secara pribadi. Platform yang banyak digunakan oleh masyarakat secara pribadi untuk mendukung produktivitas mereka adalah Zoom (77 persen), Google Workspace (54 persen), Microsoft Teams (30 persen) dan Skype (24 persen).

“Bila diperinci berdasarkan generasi, maka generasi Z menunjukkan preferensi yang lebih tinggi dalam menggunakan Google Workspace, dibandingkan generasi lainnya,” tulis laporan tersebut.

Kemampuan diri dan pekerjaan

Piqsels

Temuan menarik lain dari survei ini adalah bagaimana Gen Z lebih tertarik untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang public speaking, sedangkan milenial dan generasi tua lebih tertarik untuk meningkatkan kemampuan di bidang entrepreneurship.

Secara umum, sebanyak 73 persen responden pun mengaku sudah bekerja sesuai passion mereka. Namun, hal ini tidak menyurutkan keinginan mereka untuk terus meningkatkan kemampuan di berbagai bidang lainnya.

Sebanyak 8 dari 10 masyarakat tertarik untuk mengikuti kegiatan yang dapat mendukung pengembangan keahlian seperti public speaking (46 persen), entrepreneurship (45 persen), digital marketing (44 persen), data analysis (42 persen), dan communication skill (40 persen).

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI