TECH

Microsoft: Pengembangan Teknologi AI Harus Didukung Regulasi

Teknologi AI bisa berguna untuk kebaikan dan kejahatan.

Microsoft: Pengembangan Teknologi AI Harus Didukung RegulasiNational Technology Officer Microsoft Indonesia, Panji Wasmana. (Fortuneidn/Bayu)
19 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan teknologi global, Microsoft, mengungkapkan potensi  pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI). Perusahaan menyebut, pengembangan teknologi ini perlu diimbangi dengan dukungan regulasi yang mumpuni, menyesuaikan situasi dan latar belakang di tiap negara.

National Technology Officer Microsoft Indonesia, Panji Wasmana, mencontohkan sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), di mana Presiden Joe Biden mengajak sejumlah perusahaan pengembang teknologi AI–termasuk Microsoft–untuk berkomitmen dalam White House Voluntary AI Commitments. “Untuk setiap teknologi AI, harus bersifat safe, secure, dan trustworthy,” katanya kepada awak media di Kantor Microsoft, Rabu (18/10).

Regulasi menjadi penting, untuk memastikan teknologi AI berjalan di koridor yang tepat dan menghindari penyalahgunaannya bak pisau bermata dua. “Kalau kita tak meregulasinya, dan tidak ada kerangka kerja untuk memastikan bahwa sistem AI yang dikembangkan aman, maka akan jadi bencana,” ujar Panji.

Baik atau jahat

Ilustrasi AI Generatof/Dok. Google

Panji menegaskan bahwa keberadaan regulasi perlu dikaukan karena teknologi bisa digunakan untuk berbagai kepentingan kebaikan hingga tak menutup kemungkinan munculnya celah kejahatan. Apalagi, berdasarkan Microsoft Digital Defense Report 2023, serangan siber kini semakin canggih dengan teknologi AI yang membuatnya sulit untuk terdeteksi.

“Kita dengan mudah bisa melakukan disinformasi (di dalam LLM (large language models) atau search engine). Itu kemungkinan yang bisa terjadi dengan memanfaatkan teknologi AI. Kita bisa menggunakan teknologi AI untuk melakukan targeted campaign, bahkan,” ujar Panji.

Kondisi ini, menurutnya, jadi alasan bagi setiap sektor untuk lebih siap melengkapi diri dengan pertahanan yang harus didukung dengan kemampuan teknologi AI juga. “Penggunaan AI untuk memberantas hoaks, itu yang sudah banyak dilakukan. Dilihat tahun-tahun sebelumnya, AI itu sudah dipersiapkan untuk mengklasterkan gerakan dari sosial media, melihat tren dan ‘temperatur’ di sosial media terkait politik, dan itu sudah terjadi,” kata Panji.

Pada akhirnya, Panji menyebutkan bahwa peran manusia sebagai pengguna tetap jadi yang utama. “Bagaimana mereka bisa memilah dan menjadi bijak dalam melihat informasi. Kalau di Bing Search, itu ada reference. Bijak tidak hanya melihat satu paragraf, tapi juga melihat sumbernya dari mana, bagaimana ini (informasi) dibaca, dan sebagainya,” ujarnya.

Tantangan

Microsoft Indonesia.
Microsoft Indonesia. (Fortuneidn/Bayu)

Related Topics