TECH

Perbedaan Artificial Intelligence Jenis AGI dan ANI

Jenis Artificial Intelligence AGI dan ANI kerap dibicarakan.

Perbedaan Artificial Intelligence Jenis AGI dan ANIIlustrasi AI Generatof/Dok. Google
15 June 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Belum lama ini pendiri sekaligus CEO dari OpenAI yang menginisiasi aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), Sam Altman, berkunjung ke Indonesia.

Salah satu yang dibahas dalam semuniar yang dihadiri Sam adalah bagaimana keberadaan manusia sangat penting dalam perkembangan AI di masa depan. Dari beberapa jenis AI, ia menyebutkan Artificial General Intelligence (AGI). Adapula jenis lain yang disebut sebagai Artificial Narrow Intelligence (ANI). Lantas, apa perbedaan keduanya?

Melansir hybrid.co.id, berikut ulasannya. 

Artificial General Intelligence (AGI)

Ilustrasi perangkat AI. Shutterstock/Aumpattarawut

Secara sederhana, AGI memiliki kecerdasan seperti manusia dan dapat memahami segala sesuatu di sekitarnya layaknya manusia. Jenis kecerdasan buatan ini punya kemampuan menyelesaikan beragam masalah, karena kemampuannya untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya.

Bagi Sam Altman, keberadaan AGI saat ini adalah keniscayaan. Peradaban manusia dan penemuan dalam dunia AI mulai mengarah ke AGI, namun masalah bias yang bisa timbul akibat teknologi ini menjadi satu perhatian lainnya. "Dalam masalah bias dalam sistem, keandalan ataupun dampak ekonomi diperlukan sebuah komunitas global yang bersatu dalam regulasi AGI,” ujarnya dalam acara tanya jawab di Indonesia, Rabu (14/6).

Sementara itu, ahli robotik dari MIT dan Co-founder dari iRobot, Rodney Brooks, memprediksi AGI baru bisa diwujudkan pada 2300.

Teknologi ini masih jauh dari jangkauan manusia. Meski begitu, para ahli lain seperti Sam Altman dan Richard Sutton, seorang professor of Computer Science di University of Alberta, menyebut teknologi AGI sangat mungkin bisa diimplementasikan dalam waktu dekat.

Hal ini tidak hanya akan menjadi pencapaian penting di bidang ilmu pengetahuan, tapi juga akan memberikan dampak besar di bidang ekonomi. Menurutnya, kemungkinan manusia bisa merealisasikan AGI pada 2030 hanyalah 25 persen, secara bertahap naik menjadi 50 persen pada 2040 dan kemungkinan AGI tidak pernah bisa direalisasikan adalah 10 persen.

AGI bukanlah teknologi yang mudah untuk direalisasikan, namun salah satu syarat untuk bisa menciptakan AGI yang sempurna adalah harus memiliki "indera" layaknya manusia. Selain itu, AGI juga harus memiliki kemampuan motorik seperti manusia dan emmahami bahasa alami layaknya manusia, bukannya bahasa program semata.

Hal berikutnya yang harus dimiliki sebuah AGI adalah kemampuan memecahkan masalah. Idealnya, ketika menghadapi masalah, sebuah AGI dapat mengidentifikasinya dan menemukan solusi yang tepat. Sayangnya, sampai saat ini, belum ada AI yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengatasi banyak masalah.

Artificial Narrow Intelligence (ANI)

Ilustrasi artificial intelligence. (ShutterStock/Jirsak)
Ilustrasi artificial intelligence. (ShutterStock/Jirsak)

Related Topics