TECH

Waspada, Ada 7 Kasus Penipuan Kripto Terbesar 2021

Mulai dari Squid Game, Hoax Walmart, hingga NFT Bored Ape.

Waspada, Ada 7 Kasus Penipuan Kripto Terbesar 2021Ilustrasi penipuan kripto. Shutterstock/Vitalii Vodolazskyi
15 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tahun 2021 menorehkan rekam jejak tersendiri bagi cryptocurrency. Dunia kripto menjadi lebih terkenal sejak adanya 'meme' lelucon yang ditujukan bagi para hedge fund yang terkesan mencurangi para trader di saham GameStop pada awal tahun ini.

Beberapa cryptocurrency yang populer seperti Bitcoin, Ethereum, dan Dogecoin terkenal pun berhasil melonjak ke level tertinggi barunya. Ini cukup menarik perhatian dari orang-orang yang mungkin belum terbiasa dengan industri ini sebelumnya.

Faktanya, dunia kripto memang tidak dapat diprediksi. Pasar masih sangat fluktuatif dan hampir sepenuhnya berjalan tanpa aturan pasti, bahkan cuitan Elon Musk pun bisa mengguncang harga kripto. 

Sepanjang 2021, banyak pula investor kripto pemula yang melompat dengan berani tanpa dengan wawasan dan pengetahuan yang mumpuni. Tak ayal mereka menjadi sasaran empuk para scammers untuk menipu dan tentunya untuk mendapatkan uang dengan cara yang salah. Dilansir dari Mashable, Rabu (15/12), berikut rangkuman kasus-kasus penipuan terbesar di pasar kripto sepanjang tahun ini.

1. Squid Game token

Squid Game.
Squid Game. (prensaobrera.com)

Koin digital (token) Squid Game (SQUID) diluncurkan pada akhir Oktober lalu, tepatnya Selasa (26/10) berdasarkan alur cerita dari serial Netflix asal Korea Selatan, Squid Game.

Sebagai informasi, alur cerita dari serial Squid Game ini menampilkan kontestan yang memainkan permainan anak-anak, tapi dengan versi yang lebih mematikan. Tujuannya untuk memenangkan hadiah uang tunai di akhir permainan.

Sama seperti alur ceritanya, token SQUID mengikuti aturan yang sama. Pemain akan melewati enam game online untuk memenangkan hadiah uang. Bedanya, tentu di sini tidak melibatkan game yang mematikan.

“Tidak ada lagi dunia dystopian di mana sebuah organisasi misterius mengumpulkan orang-orang yang memiliki utang dalam jumlah besar dan hidup di tepi jurang. Semua orang di sini di dunia kripto dapat berpartisipasi dalam Game Squid dengan token SQUID atau NFT terkait di pasar kami,” kata white paper dari proyek tersebut.

Game 1 dari permainan ini sebelumnya memiliki biaya masuk sebesar US$4,56 atau membutuhkan 456 SQUID token saat pertama kali diluncurkan. Adapun harga awal token SQUID hanya sebesar US$0,01287/koin (Rp183/koin, asumsi kurs saat itu Rp14.250 per US$).

Enam hari setelah diluncurkan, yakni Senin (1/11), token SQUID berhasil melesat hingga mencapai ratusan ribu persen, sekitar 221.000 persen menjadi US$2.856,64 per koin (Rp40.707.120/koin), hanya dalam waktu singkat.

Namun, esok harinya atau Selasa (2/11/) harga token SQUID langsung ambruk hingga 100 persen menjadi US$0,002851 per koin atau Rp41 per koin.

CoinMarketCap juga telah melaporkan, bahwa pihaknya menerima laporan dari pembeli token SQUID bahwa situs web dan media sosial SQUID tidak lagi berfungsi. Bahkan sebelumnya, pengguna token juga tidak dapat menjual tokennya di platform pertukaran Pancakeswap.

Beberapa pihak juga mengatakan, bahwa sang pengembang game online beserta koin digitalnya—yang hingga kini belum diketahui namanya—sudah meninggalkan proyek alias kabur setelah mengetahui harga token SQUID terjatuh hingga ke bawah US$0.

Hal ini ditelusuri dari salah satu pengguna Twitter @__trick, yang menandakan bahwa pengembang proyek Squid Game telah “menarik karpet” pemegang SQUID.

Parahnya lagi, data dari BscScan menunjukkan bahwa sebuah alamat yang dilabeli oleh situs web sebagai “dilaporkan terlibat dalam penarikan karpet” token SQUID dan mengkonversikannya ke token binance coin senilai jutaan dolar.

Pihak yang mengaku bagian dari pengembang SQUID mengatakan melalui Telegram resminya bahwa pengembang tidak ingin terus menjalankan proyek tersebut karena depresi akibat berurusan dengan para scammers.

"Seseorang mencoba meretas proyek kami akhir-akhir ini. Tidak hanya akun Twitter @GoGoSquidGame, tetapi juga kontrak pintar kami. Kami mencoba melindunginya, tetapi harganya masih tidak normal. Squid Game Dev tidak ingin melanjutkan proyek karena kami tertekan dari scammers. Kami harus menghapus semua batasan dan aturan transaksi Squid Game," tulis pengembang SQUID di Telegram, dikutip dari CoinDesk.

Token SQUID dikabarkan menganut sistem yang sama dari serial Netflix Squid Game, di mana hanya seorang pemenang yang bisa mendapat uang dari suatu pertandingan yang cukup mematikan.

Hanya saja, di token SQUID, mereka tidak menggunakan cara mematikan, tetapi caranya mendapatkan uang tersebut mirip dengan yang ada di serial tersebut, yakni hanya satu orang saja yang berhak mendapat uang tersebut.

Hal inilah yang menjadikan token SQUID dianggap sebagai kasus penipuan kripto terbesar di dunia, karena para pengembang token ini seakan tidak bertanggung jawab atas proyek kriptonya dan lebih memilih mengambil langkah seribu.

2. SaveTheKids / FaZe saga

Dok. Mashable

Related Topics