TECH

Microsoft Cloud for Sustainability Meluncur di Indonesia

Solusi digital untuk transisi ke energi bersih.

Microsoft Cloud for Sustainability Meluncur di IndonesiaGedung Microsoft. (Pixabay/efes)
09 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Microsoft resmi meluncurkan teknologi komputasi awan (cloud computing) Microsoft Cloud for Sustainability bagi pengguna umum, termasuk untuk pasar Indonesia pada 1 Juni 2022. Teknologi ini memungkinkan organisasi mempercepat serta memperluas transformasi organisasi di setiap tahap sustainability, melalui ESG (Environment/lingkungan, Social/sosial, dan Governance/tata kelola) Microsoft dan ekosistem mitra global Microsoft.

Microsoft Cloud for Sustainability dinilai semakin penting bagi negara-negara di Asia Pasifik seperti Indonesia. Sebab data Microsoft mengungkapkan, Asia Pasifik menyumbang sekitar 52 persen emisi karbon dioksida global pada tahun 2020.

Data juga memperkirakan, negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN, dapat kehilangan 37,4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2048 mendatang jika tidak ada aksi nyata yang diambil mengenai perubahan iklim.

"Di Microsoft, kami bertanggung jawab atas dampak footprint dan berinisiatif menggerakkan semakin banyak pihak agar membuat perubahan positif di bidang sustainability," kata Fiki Setiyono, Azure Business Group Lead, Microsoft Indonesia dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (9/6).

Solusi untuk lingkungan hidup

Menurut Fiki, Microsoft terlibat aktif dalam mengadvokasi kelestarian lingkungan di ruang publik, dan bermitra dengan para pemangku kepentingan demi mencapai hal ini.

"Mengingat bagaimana solusi digital berbasis cloud kini memainkan peranan yang semakin penting dalam kehidupan kita, ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability kami harap dapat mempercepat berbagai upaya sustainability yang ada," ujarnya.

Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai netral karbon pada tahun 2060, di mana komitmen ini harus ditindaklanjuti dan menjadi tanggung jawab bersama.

"Kelestarian lingkungan sudah bukan lagi menjadi upaya CSR organisasi, melainkan faktor pendorong kesuksesan bisnis dan ekonomi yang begitu kritikal," kata Fiki.

Menurut Fiki, elemen sustainability, perlu menjadi bagian utama dari seluruh kegiatan operasional bisnis. Dengan tersedianya Microsoft Cloud for Sustainability, ada beberapa bantuan bagi organisasi yang dapat dilakukan oleh Microsoft dan mitra mereka.

Pertama adalah menyatukan data intelligence secara lebih efektif, melalui pengumpulan dan penghubungan data IoT di perangkat, dengan layanan di edge atau pun cloud yang komprehensif.

Microsoft Sustainability Manager akan membantu organisasi untuk mencatat, melapor, dan mengurangi dampak lingkungan mereka secara mudah melalui koneksi data yang lebih terotomatisasi, sehingga memberikan insights yang dapat ditindaklanjuti.

Selain itu, dapat membangun sustainable IT infrastructure yang andal dan tangguh dengan memindahkan beban kerja ke cloud, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan karbon dan energi.

Aplikasi Emissions Impact Dashboard di Microsoft Cloud for Sustainability akan menyediakan pengguna dengan informasi transparan mengenai emisi yang mereka hasilkan dari penggunaan layanan komputasi awan Microsoft-nya.

Selanjutnya, mengurangi dampak lingkungan kegiatan operasional. Di sini, organisasi dapat memaksimalkan efisiensi aset dan produknya, serta bertransisi ke energi bersih, berbekal solusi digital yang dihadirkan.

Terakhir, menciptakan rantai nilai yang lebih berkelanjutan. Melalui teknologi digital, organisasi juga memiliki transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik terhadap rantai nilai mereka–mulai dari bahan baku, pengembangan produk, hingga distribusi.

Adanya pendekatan data-first dapat membantu organisasi mendapatkan visibilitas yang dibutuhkan untuk mendorong efisiensi, mengurangi emisi, dan merancang pengelolaan limbah.

Target karbon pertama Microsoft

Sebelumnya, Microsoft telah menetapkan target karbon pertama perusahaan di lebih dari satu dekade lalu, yakni menjadikannya perusahaan negatif karbon, positif air, dan nirlimbah pada tahun 2030.

Per 2021, Microsoft telah mengalokasikan US$471 juta (sekitar Rp6,78 triliun), untuk mengakselerasi pencapaian tujuan karbon, air, dan limbah.

Dana ini juga dialokasikan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga 18 persen dari seluruh kemasan produk Microsoft, serta menandatangani perjanjian pembelian energi terbarukan hingga 5,8 gigawatt (GW) di 10 negara.

Related Topics