TECH

Google Bersih-bersih Gmail yang Tak Aktif Mulai Awal Desember

Email pemberitahuan juga akan dikirimkan ke email pemulihan.

Google Bersih-bersih Gmail yang Tak Aktif Mulai Awal Desemberilustrasi Gmail pada Browser (unsplash.com/Krsto Jevtic)
14 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Google mengonfirmasi akan mulai membersihkan beberapa akun Google pribadi mulai 1 Desember.

Pembersihan ini akan mencakup hampir semua konten meliputi pesan Gmail, galeri Google Photos, jadwal pada Google Calendar, dan arsip Google Docs semuanya terpengaruh.

Dikutip dari Forbes, Selasa (14/11), Google pada Juli lalu telah mengirimkan email peringatan bahwa penghapusan akun ini akan dimulai pada Desember. Isi pesan tersebut menyatakan bahwa setiap akun yang dianggap tidak aktif akan menerima "beberapa email pengingat" sebelum tindakan diambil.

Email pemberitahuan juga akan dikirimkan ke alamat email pemulihan yang tercatat. Akun pertama yang akan dihapus pada Desember adalah yang dibuat, tetapi tidak pernah digunakan lagi sejak itu.

Kriteria akun Gmail yang dihapus

Dengan lebih dari 1,8 miliar pengguna Gmail, meningkat menjadi 2 miliar sejauh pengguna Google Photos yang berhubungan, akankah akun Anda termasuk dalam jumlah yang belum terkonfirmasi yang terkena dampak? Kabar baiknya adalah, secara statistik, tidak mungkin.

Karena pembersihan ini, yang dilakukan atas alasan keamanan menurut Google, hanya berlaku untuk akun personal yang tidak aktif. Lebih spesifik lagi, pengguna yang tidak masuk ke akun Google mereka setidaknya selama dua tahun.

Jika Anda pernah membaca atau mengirim email menggunakan Gmail, menyimpan sesuatu di Google Drive, mengunduh aplikasi dari Google Play Store, menambahkan foto ke Google Photos, atau bahkan melakukan pencarian Google saat masuk ke akun Google Anda, maka konten Anda aman.

Sedangkan untuk akun bisnis Google tidak terkena dampak kebijakan ini.

Ada potensi peretasan pada akun lawas

Wakil presiden manajemen produk Google, Ruth Kricheli, telah menjelaskan kebijakan penghapusan ini pada Mei lalu. "Jika suatu akun tidak digunakan untuk waktu yang lama, kemungkinan akan diretas lebih besar," kata Kricheli.

Alasannya adalah bahwa akun yang tetap tidak digunakan untuk waktu yang lama kemungkinan tidak menjalani pemeriksaan keamanan reguler, kemungkinan besar tidak mengaktifkan otentikasi dua faktor, dan mungkin menggunakan kata sandi yang tidak aman.

"Analisis internal kami menunjukkan bahwa akun yang ditinggalkan memiliki kemungkinan setidaknya 10 kali lebih kecil daripada akun aktif untuk mengaktifkan verifikasi langkah 2," kata Kricheli.

Menurut Kricheli, secara statistik, akun yang tidak aktif ini lebih rentan daripada yang lain, risiko kompromi meningkat. Akun Google yang diretas adalah seperti memenangkan lotere bagi pelaku.

Related Topics