HP Indonesia: Fokus ke AI dan Produksi Lokal, Jawab Tren Kerja Hybrid

Jakarta, FORTUNE – HP Indonesia menargetkan pertumbuhan jangka panjang dengan mengedepankan integrasi kecerdasan buatan (AI), perluasan produksi lokal, dan penguatan ekosistem digital. Di tengah tekanan transformasi digital dan tren kerja hybrid yang berkembang, perusahaan melihat potensi pertumbuhan di berbagai segmen, mulai dari korporasi besar hingga UMKM.
“Pasar terus berkembang menjadi lebih terkoneksi, cerdas, dan experience-driven,” ujar Juliana Cen, Managing Director HP Indonesia, dalam wawancara dengan Fortune Indonesia (9/7). “Bagi kami, ini berarti membekali tenaga kerja masa depan dengan teknologi yang aman, personal, dan didukung oleh AI.”
HP mulai memperkenalkan lini AI PC di pasar Indonesia, termasuk HP OmniBook X dan EliteBook Ultra, yang memiliki fitur AI on-device seperti asisten penulisan, sistem ringkasan otomatis, dan pengaturan performa secara real-time. Perangkat ini ditujukan untuk menjawab kebutuhan pengguna profesional maupun individu dalam skenario kerja hybrid.
“Teknologi ini dirancang untuk mendukung kolaborasi yang lebih efisien, menjaga kinerja dan keamanan pengguna, tanpa ketergantungan pada pemrosesan cloud,” kata Juliana.
Adopsi AI Masih Terbatas di Sektor UMKM
Meski AI mulai masuk ke ranah publik, adopsinya masih bervariasi antar sektor. Menurut Juliana, korporasi besar di Indonesia telah cukup aktif mengeksplorasi AI untuk otomatisasi dan analitik prediktif. Namun, di sektor UMKM, adopsi masih dalam tahap awal, dengan tantangan utama berupa keterjangkauan dan literasi digital.
“Pertanyaannya bukan lagi apakah AI akan diadopsi, tetapi seberapa cepat,” ujarnya. Untuk sektor pendidikan, potensi terbesar dinilai terletak pada pembelajaran personal dan interaktif—namun kembali tergantung pada kesiapan infrastruktur.
Juliana menambahkan bahwa HP tidak hanya mengandalkan produk global, tetapi juga menyesuaikan fitur dan pendekatan sesuai kebutuhan lokal. Salah satu fokusnya adalah memperluas akses ke teknologi melalui jaringan mitra dan pendekatan yang inklusif.
Menjawab Pola Kerja Hybrid
Tren kerja hybrid terus membentuk ulang kebutuhan pasar perangkat digital. HP mengklaim telah mengembangkan fitur-fitur baru yang dirancang khusus untuk mendukung kenyamanan dan efisiensi kerja dari mana saja, termasuk Smart Sense, AI-based Noise Reduction, dan Wolf Security.
“Kerja hybrid bukan sekadar perubahan lokasi, tapi redefinisi hubungan antara individu dan pekerjaan,” ujar Juliana. Ia mengutip hasil survei HP Work Relationship Index 2024, yang menunjukkan bahwa hanya 28% pekerja pengetahuan (knowledge worker) secara global merasa memiliki hubungan kerja yang sehat.
Di sisi keamanan, HP meluncurkan fitur berbasis hardware untuk melindungi data dalam lingkungan kerja yang tersebar. “Banyak perangkat kami sudah dilengkapi dengan HP Wolf Security yang memungkinkan isolasi aplikasi dan perlindungan real-time,” ujarnya.

Produksi Lokal dan TKDN
HP juga memperluas kegiatan produksi di dalam negeri melalui kerja sama dengan PT Sat Nusapersada di Batam. Beberapa produk seperti HP 240R G9 dan printer Smart Tank series telah dirakit di Indonesia sebagai bagian dari pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Kegiatan produksi lokal memungkinkan peluncuran produk ke pasar yang lebih cepat, memperkuat rantai pasok, dan membuka peluang kerja,” kata Juliana. Ia menambahkan bahwa upaya ini selaras dengan agenda transformasi digital nasional dan visi kemandirian teknologi Indonesia 2045.
HP mengklaim bahwa produksi dalam negeri juga mendorong transfer teknologi melalui pelatihan, pengadaan komponen lokal, serta penguatan rantai pasok teknologi.
Dorong Inklusi Teknologi
Seiring perluasan akses digital, HP juga menjalankan sejumlah program inklusif, termasuk kolaborasi dengan Solve Education Foundation, Markoding, dan Real Madrid Foundation. Di Nusa Tenggara Barat, misalnya, HP mendukung Proyek Harapan yang menghadirkan kurikulum digital bagi siswa di sembilan desa di Sumbawa.
“Melalui inisiatif ini, kami berupaya menjangkau komunitas yang selama ini kurang terlayani teknologi,” ujar Juliana. Program lain seperti Perempuan Inovasi dari Markoding telah melatih puluhan ribu perempuan muda dengan keterampilan STEM dan kesiapan kerja.
Dalam konteks keberlanjutan, HP juga menyatakan bahwa lini produk barunya telah menggunakan bahan daur ulang dan desain kemasan yang lebih ramah lingkungan. Langkah ini merupakan bagian dari agenda Sustainable Impact HP secara global.
Strategi Jangka Panjang
Menghadapi kompetisi yang makin berbasis teknologi, HP menegaskan strategi jangka panjang yang berakar pada lokalitas, inovasi AI, dan kemitraan. Melalui program HP Amplify, perusahaan membangun ekosistem mitra untuk distribusi produk dan layanan dengan skala dan kecepatan lebih tinggi.
“Kami percaya daya saing jangka panjang tidak hanya dibangun dari produk, tetapi dari investasi pada manusia dan purpose,” kata Juliana. “Itu mencakup digital equity, pengembangan keterampilan, dan prinsip keberlanjutan yang terintegrasi dalam operasional kami.”