IBM Proyeksi Pasar Cloud APAC US$169 Miliar, 5 Tren AI Ini Penentu

- IBM memproyeksikan 5 tren AI pada 2026
- Peningkatan pasar layanan komputasi awan di APAC signifikan
- Pengeluaran AI pada industri perbankan meningkat hampir lima kali lipat
Jakarta, FORTUNE - IBM memproyeksikan lima tren terkait teknologi kecerdasan buatan (AI) yang akan membentuk lanskap bisnis pada 2026. Salah satu indikator utamanya adalah lonjakan pasar layanan komputasi awan (cloud) dan strategi data yang semakin menentukan.
General Manager dan Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian, memaparkan bahwa tren ini didorong oleh pertumbuhan pasar layanan cloud di Asia Pasifik (APAC) yang diproyeksikan meningkat 4,5 kali lipat. Angka tersebut tumbuh dari US$37 miliar pada 2023 menjadi US$169 miliar pada 2028.
"Kami belum pernah melihat pertumbuhan eksponensial secepat ini dalam tren yang telah kami segmentasikan sebelumnya selama 3 tahun terakhir," ujar Catherine dalam acara media briefing di Jakarta, Kamis (11/12).
Tren pertama yang disoroti adalah AI yang berdaulat (sovereign AI). IBM memprediksi bahwa pada 2027, 80 persen organisasi multinasional di Asia Pasifik akan menerapkan strategi data berdaulat (sovereign AI).
Urgensi strategi ini terlihat dari proyeksi pengeluaran AI pada industri perbankan yang diperkirakan naik hampir lima kali lipat, dari US$14 miliar pada 2023 menjadi US$66 miliar pada 2028.
Menanggapi lonjakan angka tersebut, Catherine menekankan pentingnya strategi yang tepat.
"Namun, kita harus memastikan kedaulatan digital menjadi prioritas di tingkat dewan direksi. Kita harus mengadopsi hybrid cloud," katanya.
Tren kedua mencakup peran AI sebagai pengganda pertumbuhan. Catherine mencermati adanya pergeseran adopsi AI; dari yang mulanya sekadar otomatisasi proses dan efisiensi biaya, kini bergerak ke arah penciptaan profit.
“Dan sekarang menjadikan AI bekerja untuk bisnis, yang kita sebut sebagai penciptaan pendapatan,” katanya.
Data IBM menunjukkan 64 persen CEO mengakui kesuksesan kini lebih bergantung pada adopsi AI oleh manusia dibandingkan teknologinya semata. Sementara itu, 72 persen CEO berkinerja terbaik global menyebut keunggulan AI generatif sebagai sumber keunggulan kompetitif.
Memasuki tren ketiga, IBM menggarisbawahi penskalaan interoperabilitas agen pada 2026. Arsitektur bisnis perlu disiapkan untuk menyambut era AI agentic.
“Sekarang kita harus memastikan bahwa kita merancang arsitektur untuk AI agentic saat kita memasuki tahun 2026. Kita memungkinkan aliran data yang berkelanjutan dan mendefinisikan ulang apa yang berdampak pada karyawan dan agen,” ujar Catherine.
Tren keempat berfokus pada kepercayaan (trusted AI). Menurut Catherine, kepercayaan pelanggan adalah elemen terpenting, dengan 95 persen eksekutif menyatakan hal ini akan menentukan keberhasilan implementasi AI.
“Semuanya tentang nilai, transparansi dalam segala hal yang kita lakukan. Ini semua tentang bagaimana kita menggunakan data untuk mendorong AI yang terstruktur,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah perlu berperan dalam mendorong regulasi untuk mendukung ekosistem AI yang terpercaya.
Sebagai penutup, tren terakhir yang diprediksi mendominasi pada 2026 adalah keunggulan kuantum. Saat ini, penggunaan kuantum masih terbatas pada fase inkubasi pada bidang penelitian, pemerintahan, dan lembaga akademis.
“Kita belum berekspansi untuk monetisasi, tetapi sekarang berada dalam periode inkubasi di dalam penelitian, akademisi, dan kemudian kita akan benar-benar beralih ke tingkat berikutnya,” ujarnya.
















