TECH

Elon Musk Jadi Praktisi Gaya Hidup, Bagi Saran Soal Kualitas Tidur

Musk punya banyak pandangan soal berbagai aspek kehidupan.

Elon Musk Jadi Praktisi Gaya Hidup, Bagi Saran Soal Kualitas TidurCEO Tesla, Elon Musk. (ShutterStock_Nick Raille 07)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Elon Musk mungkin lebih banyak dikenal sebagai CEO Tesla dan SpaceX, ataupun orang terkaya di dunia. Namun, pria berusia 51 tahun itu juga punya sisi humanis.

Musk, sapaan akrabnya, belakangan aktif membagikan pandangannya soal wellbeing, dari mulai hal kecil seperti kualitas tidur sampai urusan keluarga, dan kesehatan mental. Ia bahkan tampak seperti praktisi gaya hidup ataupun motivator.

Baru-baru ini, misalnya, Musk menyampaikan pandangannya mengenai kesehatan tidur. Dalam sebuah cuitan di Twitter, seperti dikutip pada Selasa (12/7), Musk seolah menjadi praktisi kesehatan, karena memberikan saran mengenai cara mengatasi gangguan tidur.

"Untuk meningkatkan kualitas tidur, tinggikan kepala tempat tidur Anda sekitar 3 atau 5cm dan jangan makan 3 jam sebelum tidur," begitu cuitan Musk, yang memiliki lebih dari 100 juta pengikut di Twitter.

Tweet Musk itu lantas ditanggapi oleh Youtuber @MrBeast. Pria dengan nama asli Jimmy Donaldson meminta penjelasan lebih lanjut soal cuitan dimaksud. “Ada yang mau menjelaskan mengapa dua hal ini membantu saya?” katanya.

Musk kembali merespons dengan mengatakan makan dalam waktu berdekatan sebelum tidur bisa menyebabkan terjadinya refluks asam ringan di malam hari. Situasi itu tanpa disadari bisa berpengaruh pada kualitas tidur. “Kemungkinan besar Anda mengalami setidaknya refluks asam ringan di malam hari, memengaruhi kualitas tidur tanpa kesadaran," jawab Musk.

Jutaan orang di dunia tercatat memiliki masalah gangguan tidur, menurut penelitian yang dikutip oleh laman The Street. Bahkan, para ahli menyebut pandemi virus corona semakin mendorong masalah kualitas tidur tersebut.

Tanda-tanda kesulitan tidur mungkin termasuk ketidakmampuan untuk fokus di siang hari, sering sakit kepala, lekas marah, kelelahan di siang hari, bangun terlalu dini, bangun sepanjang malam, atau membutuhkan beberapa jam untuk tertidur, menurut Healthline.com.

Urusan keluarga hingga kesehatan mental

Elon Musk.Elon Musk. (Pixabay/Ivan Jesus Rojas)

Elon Musk juga tampaknya percaya terhadap nubuat “banyak anak banyak rejeki”. Setidaknya begitulah yang terlihat dari cuitannya awal bulan ini. Sebelumnya, Musk, pada Kamis (8/7), mengeklaim ia melakukan yang terbaik untuk membantu krisis populasi penduduk. Menurutnya, penurunan angka kelahiran adalah bahaya terbesar yang dihadapi peradaban sejauh ini.

Lalu, pengguna Twitter @BLKMDL3 membalas tweet elon Musk tersebut, dengan melontarkan pertanyaan “Apa tanggapan Anda terhadap mereka yang mengatakan bahwa mereka tidak boleh memiliki banyak anak karena alasan biaya?” katanya.

Musk kembali menanggapi dengan mengatakan bahwa pada dasarnya mengurus banyak anak sangat berharga jika memungkinkan.“Anak-anak sangat berharga jika memungkinkan,” katanya seraya menambahkan ia akan meningkattkan tunjangan pengasuhan anak di perusahannya. Musk juga menyampaikan harapannya akan perusahaan untuk melakukan hal yang sama.

Kebetulan, tweet itu muncul setelah laporan Business Insider yang mengatakan CEO Tesla, ini memiliki anak kembar dengan eksekutif Neuralink, Shivon Zillis, demikian laman Benzinga. Sebelum itu, Musk juga telah menyambut anak keduanya dengan penyanyi Grimes melalui ibu pengganti.

Jika anak-anak yang dikabarkan ini diperhitungkan, Musk akan menjadi ayah dari sembilan anak secara total, meskipun salah satu anaknya baru-baru ini menerima persetujuan pengadilan untuk memutuskan hubungan dengannya.

Elon Musk bulan lalu juga menyoroti masalah kesehatan mental, yang semenjak COVID-19 mewabah telah dibicarakan secara terbuka oleh banyak orang. Taipan teknologi ini berpendapat psikedelik dan ekstasi lebih efektif dalam mengobati penyakit mental.

"Psikedelik dan MDMA dapat membuat perbedaan nyata pada kesehatan mental, terutama untuk depresi ekstrem dan PTSD. Kita harus menganggap ini serius," tulis Musk pada 10 Juni.

Gangguan stres pasca-trauma, atau PTSD, adalah suatu kondisi yang dipicu oleh mengalami atau menyaksikan peristiwa mengerikan, menurut Mayoclinic.org. Sedangkan, MDMA (3,4-methylenedioxy-methamphetamine), juga dikenal sebagai ekstasi, adalah sintetis obat yang "mengubah suasana hati dan persepsi," demikian National Institutes of Health.

Related Topics