TECH

Induk Google Efisiensi, 10.000 Karyawan Berkinerja Buruk Akan Dipecat

Laba Google pada Q3-2022 turun.

Induk Google Efisiensi, 10.000 Karyawan Berkinerja Buruk Akan DipecatLogo Alphabet Inc. dan Google terlihat terpampang di smartphone. Shutterstock/IgorGolovniov
24 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Alphabet dikabarkan akan memecat karyawannya yang berkinerja buruk secara besar-besaran. Warta tentang itu dilansir laman The Information, yang menyebut para manajer raksasa teknologi itu telah diminta menganalisis dan memberikan peringkat pada karyawan yang performanya tidak memenuhi harapan.

"Sistem manajemen kinerja yang baru dapat membantu para manajer untuk mendepak ribuan karyawan berkinerja buruk mulai awal tahun depan. Manajer juga dapat memanfaatkan sistem yang sama untuk menentukan apakah [para anak buahnya] layak dapat bonus atau tawaran saham," begitu bunyi laporan itu, seperti dilansir Business-Standard, Jumat (24/11).

Dengan sistem baru itu, Alphabet kemungkinan akan merumahkan 10.000 karyawan, yang setara dengan 6 persen dari total pekerjanya yang mencapai 187.000 orang. Namun, manajemen Alphabet sejauh ini belum menanggapi kabar tersebut.

Dikutip dari Business Today, perusahaan itu sebelumnya telah mengumumkan akan menghentikan perekrutan pekerja baru pada kuartal keempat tahun ini. Namun, gejolak ekonomi ditengarai telah mendorong Google untuk menempuh langkah pemangkasan pekerja.

Bisnis Google

Google Chrome
ilustrasi browser google chrome (pexels.com/PhotoMIX Company)

Alphabet pada kuartal ketiga 2022 hanya membukukan laba US$13,9 miliar, turun 27 persen dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Penurunan ini terjadi di tengah pendapatan perusahaan secara keseluruhan yang naik 6 persen menjadi US$69,1 miliar.

Sementara itu, CEO Alphabet, Sundar Pichai, sempat mengatakan akan membuat perusahaan menjadi 20 persen lebih efisien. Pernyataan itu dianggap sebagai isyarat untuk memangkas pekerja.

Dia mengatakan perusahaan "masih berinvestasi dalam proyek jangka panjang seperti komputasi kuantum. Tetapi, katanya, penting "untuk menjadi pintar, hemat, menjadi lebih efisien."

Dalam kesempatan sebelumnya, Pichai mengatakan semakin banyak perusahaan mencoba memahami kondisi ekonomi makro, karena "berkorelasi dengan belanja iklan, belanja konsumen dan sebagainya."

PHK raksasa teknologi

Ilustrasi penggunaan teknologi dalam bisnis/Pixabay

Related Topics