TECH

Kasus Kebocoran Data Pribadi Sepanjang 2022, Berikut Daftarnya

Kominfo telah menerima 77 kasus pelanggaran data sejak 2019.

Kasus Kebocoran Data Pribadi Sepanjang 2022, Berikut DaftarnyaHacker. (ShutterStock/takasu)

by Luky Maulana Firmansyah

22 December 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sepanjang 2022 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat kasus kebocoran data mulai dari institusi pemerintah, badan usaha milik negara, hingga perusahaan swasta.

Kominfo menyatakan pada Januari–November 2022 telah masuk 33 laporan insiden pelanggaran menyangkut perlindungan data pribadi. Sorotan menerpa beberapa kasus seperti MyPertamina dan PeduliLindungi. Kementerian tersebut menyatakan tengah menelusuri dan menguji sampel data yang bocor.

Dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI pada November, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, menyatakan Kominfo sejak 2019 sampai November 2022 telah menangani 77 kasus pelanggaran perlindungan data pribadi. Dari jumlah tersebut, 58 kasus telah ditangani dan 19 kasus lainnya masih dalam proses penanganan.

Berikut daftar sejumlah kasus kebocoran data pribadi sepanjang 2022 seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. PeduliLindungi

Hacker.Hacker. (ShutterStock/Ozrimoz)

Akun “Bjorka” mengakali data pribadi pada sejumlah institusi di Indonesia. Peretas anonim tersebut mengeklaim menjual 3,2 miliar data pengguna aplikasi kesehatan Peduli Lindungi.

Dalam unggahan di situs Breach Forums yang beredar pada platform media sosial Twitter, Selasa (15/11), Bjorka menyebut miliaran data yang diretas itu ada di 48 Gigabyte data terkompresi (compressed), dan 157 GB data tak terkompresi (uncompressed).

Data bocor yang berformat CSV mencakup nama, alamat surel, nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, tanggal lahir, identitas perangkat, status Covid-19, riwayat check-in, riwayat penelusuran kontak, sampai status vaksinasi virus corona.

Bjorka mengaku menawarkan sampel data yang terbagi atas lima dokumen, yakni data pengguna mencapai 94 juta, akun sebesar 94 juta, data vaksinasi sekitar 209 juta, data riwayat check-in mencapai 1,3 miliar, dan data riwayat pelacakan kontak sekitar 1,5 miliar. Di sisi lain, data yang bocor ini dijual dengan harga US$100.000 atau sekitar Rp1,6 miliar.

2. MyPertamina

Aplikasi MyPertamina.Aplikasi MyPertamina. (Shutterstock/Poetra.RH)