TECH

Meski Tech Winter, Industri Startup RI 2023 Tetap Prospektif

Ada tiga sektor startup yang diprediksi punya prospek cerah.

Meski Tech Winter, Industri Startup RI 2023 Tetap ProspektifAcara bincang-bincang bertajuk Power Lunch dengan tema “Navigating Startups: The Challenges & Opportunities 2023” di Jakarta, Rabu (15/3). Dok/GDP Ventures.
17 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Industri perusahaan rintisan di Indonesia masih membukukan kinerja positif meski diterpa masalah penurunan iklim investasi teknologi atau tech winter. Sejumlah startup pada beberapa sektor potensial pun masih akan dilirik oleh investor di masa mendatang.

Pernyataan tersebut merupakan salah satu poin pembahasan dalam acara bertajuk “Navigating Startups: The Challenges & Opportunities 2023”. Diskusi tersebut dihadiri oleh Antonny Liem, Board Member GDP Venture, On Lee, Investment Partner GDP Venture dan CTO GDP Venture, serta Rama Mamuaya, CEO Dailysocial.

Menurut Rama, investor bakal melirik sejumlah sektor perusahaan rintisan yang akan menjadi andalan di tahun ini, yakni green tech, embedded finance, dan healthtech.

Untuk green tech, yang mencakup kendaraan listrik (electric vehicle/EV), energi bau, waste management, dan lain, prospek terhadapnya muncul karena ia mendapat dukungan pemerintah karena visi net-zero emission pada 2060.

Sementara, embedded finance prospektif seiring pemanfaatan protokol Open Banking dan Open Finance yang diintegrasikan ke berbagai layanan konsumen. Implementasi teknologi tersebut diperkirakan semakin meningkat pada berbagai industri, seperti kesehatan, properti, retail maupun transportasi karena memiliki banyak manfaat.

“Healthtech juga masih menjadi sektor yang menarik karena ekosistemnya yang cukup besar dan pemerintah terus mendorong masyarakat mengadopsi teknologi untuk sistem kesehatan seperti Genomics yang baru-baru ini diluncurkan oleh Menteri Kesehatan,” kata Rama, dalam rilis resmi pers, dikutip Jumat (17/3).

Kinerja industri

Ilustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom

Dalam laporan Startup Report 2022 oleh Dailysocial, ekosistem perusahaan rintisan Indonesia masih membukukan kenaikan jumlah transaksi pendanaan meskipun secara akumulasi nilai pendanaan menurun. Sebagai bukti, tahun lalu terdapat 260 transaksi pendanaan dengan nominal US$4,2 miliar. Untuk perbandingan, pada 2021 terdapat 214 transaksi pendanaan senilai US$6.9 miliar.

Laporan tersebut juga menyoroti soal strategi merger dan akuisisi (M&A) startup yang semarak dengan pada tahun lalu, yang mencapai 34 kegiatan.

Antonny Liem menyatakan menyatakan hingga kini masih terjadi tech winter, kondisi yang dipicu dua hal. Pertama, investor sedang bersikap wait and see karena kenaikan biaya modal akibat kondisi makroekonomi, seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19, dan gangguan rantai pasok.

“Kenaikan cost of capital memaksa investor untuk memperketat seleksi investasi mereka guna memaksimalkan return of investment dan menurunkan resiko," ujarnya.

Selain itu, tech winter diperkirakan terjadi karena perubahan kebutuhan talenta dari startup. Ketika Covid merebak dan terjadi digitalisasi dengan konsumen beralih ke layanan digital, perusahaan membutuhkan banyak pekerja untuk melayani kebutuhan tersebut.

“Tetapi, kini setelah pandemi mereda, beberapa kebiasaan digital kembali seperti sebelumnya. Ini yang menyebabkan terjadi banyak penyesuaian terhadap startup, salah satunya layoff,” katanya.

Related Topics