TECH

Riset InsightAsia: GoPay Jadi Penguasa Pasar Dompet Digital

Dompet digital jadi metode pembayaran favorit warga RI.

Riset InsightAsia: GoPay Jadi Penguasa Pasar Dompet DigitalIlustrasi dompet digital. (Shutterstock/Creative Caliph)
28 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Di tengah penggunaan dompet digital yang terus mengalami perkembangan, GoPay, layanan e-wallet besutan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, menjadi penguasa pasar dompet digital di dalam negeri, menurut riset terbaru dari InsitghtAsia.

Dalam laporan bertajuk “Consistency That Leads: E-Wallet Industry Outlook 2023”, konsumen secara konsisten menggunakan GoPay sebagai platform dompet digital dalam lima tahun terakhir. Menurut survei tersebut, 71 persen responden mengaku pernah menggunakan Gopay, dan 58 persen responden memakainya hingga saat ini

Ovo harus puas di posisi kedua dengan persentase responden yang pernah menggunakan mencapai 70 persen, dan 54 persen memanfaatkannya dalam tiga bulan terakhir. Setelahnya, 61 persen responden pernah menggunakan Dana,  namun tidak termasuk dalam tiga besar kategori penggunaan tiga bulan terakhir. ShopeePay digunakan oleh 51 persen responden dalam tiga bulan terakhir, tetapi tidak masuk dalam tiga besar kategori pernah digunakan.

Menurut Research Director InsightAsia, Olivia Samosir, terdapat lima faktor pendorong utama yang memungkinkan brand dompet digital berhasil memimpin pasar, yaitu aman digunakan serta memastikan saldo konsumen terlindungi, mudah sekaligus nyaman digunakan dalam bertransaksi, bebas batas penggunaan bulanan dan dapat digunakan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari secara maksimal.

“Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat sebuah brand dapat meraih kepercayaan tertinggi dari konsumen”,” kata Olivia dalam keterangan resmi kepada media, Senin (28/11). Menurutnya, kemampuan ini mesti dilakukan secara konsisten, teriatama dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen sehingga tercipta pengalaman positif.

Riset tersebut juga menunjukkan GoPay memberikan kepuasan pada 84 persen konsumen, lalu OVO 80 persen, dan Dana 75 persen. Di sisi lain, mayoritas responden menyatakan menggunakan 2 hingga 3 platform e-wallet untuk membayar berbagai transaksi, baik online maupun offline.

“Jadi, tidaklah mengherankan jika tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap GoPay mengungguli pemain dompet digital lainnya,” ujarnya.

Tren dompet digital

description
Shutterstock_Arief Budi Kusuma (deleted)

Dompet digital menjadi metode pembayaran paling dipilih masyarakat digital Indonesia ketimbang metode pembayaran tunai atau transfer bank. Survei itu juga menunjukkan 71 persen responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai macam transaksi keuangannya.

Penggunaan dompet digital mengungguli metode pembayaran lainnya seperti uang tunai (49 persen), transfer bank (24 persen), QRIS (21 persen), Paylater (18 persen), kartu debit (17 persen) dan Virtual Account Transfer (16 persen).

Penggunaan dompet digital pun telah berkembang menjadi pengelolaan uang seperti transfer uang, penyediaan riwayat transaksi, dan fitur bayar belakangan atau paylater. Ada berbagai macam penggunaan dompet digital: terbesar adalah belanja di e-commerce, lantas top-up pulsa telepon seluler, transfer uang dalam platform, melihat riwayat transaksi, transfer bank, pesan kuliner, pembayaran tagihan, pembayaran offline pengeluaran rumah tangga, dan paylater.

”Perusahaan digital yang menaungi dompet digital dan e-commerce dalam satu atap jadi memiliki bonus tersendiri. Mereka memiliki potensi menjadi pemenang pasar karena menyediakan kelengkapan dan kemudahan bertransaksi, contohnya GoTo yang memiliki Tokopedia dan GoPay dalam satu ekosistem,” kata Olivia.

Pandemi turut memicu pergeseran kebiasaan masyarakat ke transaksi nontunai. Upaya pembatasan interaksi antar-manusia juga memicu meningkatnya transaksi nontunai. Ini menjadikan peran uang elektronik yang semakin penting.

Nilai transaksi uang elektronik tumbuh pesat hingga 58,6 persen dalam setahun terakhir, dan volume transaksi meningkat 37,49 persen dengan nilai transaksi uang elektronik bulanan mencapai Rp35,1 triliun.

Survei ini melibatkan 1.300 responden dan dilaksanakan di 7 kota besar di Indonesia meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang dan Pekanbaru, pada 19-30 September 2022.

Related Topics