TECH

Schroders: Meski Masih Menantang, Saham Teknologi Prospektif pada 2023

Peluang pemulihan bergantung kebijakan moneter Fed.

Schroders: Meski Masih Menantang, Saham Teknologi Prospektif pada 2023Jajaran eksekutif Schroders Indonesia dalam media briefing bertajuk “Market Outlook” 2023 di Jakarta, Rabu (18/1).
18 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Schroders Investment Management Indonesia menaksir positif pemulihan saham sektor teknologi pada 2023 ini usai musim koreksi pada tahun sebelumnya. Meski secara umum iklim perekonomian masih sulit diprediksi, saham perusahaan dalam industri ini berpeluang untuk mengalami perbaikan signifikan.

“Untuk outlook mengenai sektor teknologi kami lebih positif karena perusahaan teknologi seperti Shopee dan yang lainnya sekarang semua benar-benar fokus ke profitabilitas,” kata Head of Research Schroders Indonesia, Liny Halim, dalam media briefing bertajuk “Market Outlook” 2023 di Jakarta, Rabu (18/1).

Saham teknologi memang mendapat sorotan sejak tahun lalu. Jika menengok data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja indeks teknologi pada Desember 2022 mengalami penurunan 42,61 persen ketimbang periode sebelumnya (year-on-year/yoy).

Dalam kasus Sea Limited, perusahaan induk dari Shopee tersebut ikut mengalami penurunan kinerja saham. Mengutip Google Finance, per akhir tahun lalu sahamnya hanya US$52 per lembar, atau terkoreksi lebih dari 76 persen ketimbang US$223 per saham dalam periode sama tahun sebelumnya.

Bagi Liny, perusahaan teknologi secara umum, termasuk Shopee, mesti mengambil kebijakan penyesuaian bisnis demi meraih keuntungan. Satu di antaranya adalah melakukan penyesuaian promo atau cashback. Dia memperkirakan itu berdampak terhadap tingkat burn rate—indikator yang mengukur seberapa banyak perusahaan membakar uang—menjadi menurun.

Perbaikan fundamental

Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Investment Director Schroders Indonesia, Irwanti, memperkirakan saham teknologi berpeluang mengalami perbaikan berarti. Meski demikian, potensi tersebut bergantung dari penyesuaian kebijakan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat atau Fed.

“Ketika Fed sudah mengonfirmasi bahwa pengetatan moneternya akan berakhir, sentimennya akan lebih positif,” ujar Irwanti. “Tapi, sekali lagi yang penting adalah bagaimana perusahaan bisa menyampaikan ekspektasi bahwa mereka akan mencapai profitabilitas.”

Dalam jangka pendek, perusahaan pda sektor dimaksud mesti berfokus untuk memperbaiki fundamentalnya dengan mengurangi kerugian bisnis. 

Schroders Indonesia mengaku telah memasukkan saham perusahaan teknologi dari pasar modal Indonesia ke dalam portofolionya. Manajer investasi tersebut tidak mengungkap saham dimaksud, tapi menyatakan kapitalisasi pasarnya terbesar.

Data BEI bisa menjadi acuan. Saat artikel ini ditulis, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk tercatat sebagai satu-satunya perusahaan teknologi yang masuk dalam daftar sepuluh besar kapitalisasi perusahaan terbesar. Grup GoTo memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp135 triliun.

Saat ini, harga saham GoTo mencapai Rp114 per saham. Sebagai perbandingan, nilai saham GoTo saat melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada April 2022 mencapai Rp338 per lembar.

Ketika ditanya apakah ini saatnya investor masuk ke saham perusahaan tersebut, Irwanti menyatakan nilainya kini berada dalam koridor reasonable. “Kami tidak mau bilang [saham itu] harganya murah, karena valuasi itu selalu bergerak. Ketika kami memutuskan untuk masuk, itu berarti harganya sudah cukup reasonable berdasarkan analisis riset internal kami,” ujarnya.

Dalam risetnya, BRI Danareksa Sekuritas sebelumnya juga menyebut valuasi perusahaan teknologi lokal terjebak dalam ketidakpastian terkait likuiditas. Rasionalisasi operasional lebih banyak pun jadi semacam hal wajib. Mayoritas laju saham mereka juga berkaitan dengan pemain global yang telah menguji penggunaannya lebih lama, berpenetrasi lebih tinggi, serta menerapkan use case secara global.

Industri teknologi 2022

Perdagangan IHSG setelah lebaran. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras)

Related Topics