Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Meta Proyeksi AI Akan Ubah Pola Bisnis pada 2026, Ini 5 Tren Utamanya

paparan Pieter Lydian, Country Manager Meta Indonesia (IDN Times/Fatkhur Rozi)
paparan Pieter Lydian, Country Manager Meta Indonesia (IDN Times/Fatkhur Rozi)
Intinya sih...
  • AI merevolusi industri bisnis dan perilaku digital masyarakat.
  • AI generatif dan otomatisasi menjadi pusat aktivitas konsumen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Tren kecerdasan buatan (AI) dapat merevolusi industri dan perilaku digital masyarakat pada 2025, dan diproyeksi akan turut membentuk lanskap bisnis tahun depan. Meta, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram, menilai transformasi tersebut sanggup mengubah cara konsumen berbelanja, dan juga cara bisnis bekerja.

“Untuk membangun human connection, perlu dibangun teknologi. Setiap koneksi itu adalah peluang untuk usaha. Apa yang kita lihat adalah sebenarnya hal tersebut akhir-akhir ini terakselerasi dengan cepat oleh AI,” demikian Country Director Meta untuk Indonesia, Pieter Lydian, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/12).

Demi menegaskan pandangannya, dia mengemukakan lima tren digital dan sosial yang dapat berkembang pesat pada 2026. Bisnis pun dapat memanfaatkan perkembangan itu demi memperkuat hubungan dengan pelanggan.

Pertama, AI generatif dan otomatisasi akan menjadi pusat aktivitas konsumen.

Saat ini, AI telah menjadi salah satu penghubung utama bagi banyak orang dalam mencari preferensi produk.

Bahkan, adopsi teknologi ini telah terlihat nyata di Indonesia dengan 79 persen UKM memanfaatkan AI pada platform digital. Pemakaian itu terutama ditujukan untuk pemasaran produk baru (65 persen) dan berkomunikasi dengan pelanggan (61 persen).

Ke depannya, AI diproyeksi akan lebih banyak berguna dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya secara signifikan.

Kedua, pemanfaatan AI pada pesan bisnis.

Aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, Instagram DM, hingga Messenger telah berevolusi menjadi toko utama. Konsumen kini dapat bertanya dan bertransaksi langsung dalam satu percakapan dibantu Agen AI yang dapat melayani pelanggan dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.

Di Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah memakai chatbot WhatsApp untuk memberikan layanan info keuangan. Chatbot membantu peningkatan produktivitas hingga empat kali lipat, dan penyelesaian 80 persen pertanyaan.

“Dibandingkan dengan channel-channel lain seperti SMS atau email, efektivitas [chatbot] lima kali lipat,” kata Pieter.

Lalu, yang ketiga, kreator akan menjadi sumber baru keputusan konsumen sebelum membeli suatu produk.

Contoh nyatanya adalah kemitraan afiliasi Facebook dengan Shopee di Asia Tenggara. Kolaborasi ini memungkinkan kreator menyematkan tautan produk Shopee langsung pada kontennya.

Keempat, video dan live commerce menjadi pendorong utama dalam penjualan produk.

Kini, hampir 2 juta pengiklan menggunakan AI generatif untuk membuat materi iklan video. Konten iklan pun menjadi lebih relevan dan variatif bagi audiens yang berbeda.

Meta tengah menguji cara baru bagi kreator untuk bisa menambahkan tautan produk ke Instagram Reels. Selain itu pula, akan ada akses terhadap program afiliasinya. Dengan begitu, penonton dapat membeli langsung dari konten video.

Kelima, cross-border commerce dan peluang ekonomi halal.

Asia Pasifik saat ini menjadi pusat perdagangan lintas negara. Infrastruktur digital yang makin matang memungkinkan berbagai merek lokal Indonesia, khususnya fashion, makanan, hingga kosmetik halal, diakses oleh pasar muslim global.

Sebaliknya, konsumen lokal juga beroleh akses lebih mudah terhadap produk bersertifikasi halal dari mancanegara.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Tech

See More

Meta Proyeksi AI Akan Ubah Pola Bisnis pada 2026, Ini 5 Tren Utamanya

11 Des 2025, 16:46 WIBTech