Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Startup Agritech Eratani Raih Pendanaan Seri A, Nilainya Rp105 M

Foto 1 - Eratani Raih Pendanaan Seri A Senilai US 6,2 Juta, Dorong Masa Depan Revolusi Pertanian Indonesia.jpg
Manajemen startup Eratani. (Dok. Eratani)

Jakarta, FORTUNE - Startup teknologi agrikultur (agritech) Eratani menghimpun pendanaan Seri A senilai US$6,2 juta atau setara dengan Rp105 miliar. Untuk apa pendanaan baru tersebut?

Pemimpin putaran pendanaan itu adalah Clay Capital. Selain itu, pendanaan Eratani itu juga melibatkan partisipasi dari TNB Aura, SBI Ven Capital, AgFunder, Genting Ventures, dan IIX.

"Eratani memiliki potensi untuk mendorong perubahan sistemik melalui praktik pertanian berkelanjutan dan membuka peluang baru bagi petani seiring berkembangnya pasar karbon," kata Partner di Clay Capital, Gerard Chia, Kamis (17/4).

Sejak didirikan pada 2021, Eratani menyatakan telah memberdayakan lebih dari 34.000 petani di Jawa dan Sulawesi. Selain itu, perusahaan juga telah meningkatkan proses budidaya di lebih dari 13.000 hektaree lahan pertanian padi.

Hasilnya, rata-rata hasil panen petani naik 29 persen pada 2024. Pendapatan mereka pun rata-rata meningkat 25 persen. Secara total, para petani yang masuk dalam ekosistem end-to-end Eratani diklaim memproduksi lebih dari 112.000 ton beras dan gabah.

"Fokus kami bukan pada ekspansi yang serba cepat, melainkan pada pembangunan fondasi yang kokoh agar kami dapat tumbuh secara strategis," kata Co-Founder dan CEO Eratani, Andrew Soeherman.

Dengan pendanaan baru ini, Eratani bertujuan mempercepat penerapan teknologi modern, termasuk alat pertanian presisi, mekanisasi lahan, dan praktik budidaya berkelanjutan. Inovasi-inovasi tersebut harapannya dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas, sekaligus mendukung target iklim dan keberlanjutan Indonesia secara nasional.

Eratani menghubungkan pemangku kepentingan melalui platform digitalnya. Layanannya mencakup akses pendanaan, input pertanian, konsultasi agronomi, juga peluang pasar lebih luas.

"Hal ini [digitalisasi] tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat ekosistem pertanian yang lebih tangguh saat kami memperluas jangkauan ke wilayah-wilayah strategis di seluruh Indonesia," jelas Co-Founder dan CFO Eratani, Bambang Cahyo Susilo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us