TECH

AI Sebabkan 3.900 PHK di Amerika, Hanya dalam Sebulan!

Pada Mei 2023, 3.900 PHK terkait AI terjadi di AS.

AI Sebabkan 3.900 PHK di Amerika, Hanya dalam Sebulan!Ilustrasi perangkat AI. Shutterstock/Aumpattarawut
08 June 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ancaman AI bagi manusia mulai terasa. Setidaknya, 3.900 PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dilakukan perusahaan Amerika Serikat (AS) karena teknologi kecerdasan buatan itu pada Mei 2023.

Temuan itu dilaporkan oleh Challenger Gray & Christmas, Inc, sebuah perusahaan perekrutan. Laporan itu juga menyebut perusahaan AS memangkas lebih dari 80.000 pekerjaan pada Mei saja, naik 20 persen dari April. Alasannya meliputi kondisi pasar, restrukturisasi, akuisisi, dan untuk pertama kalinya: kecerdasan buatan.

“Hampir 4.000 PHK terkait AI semuanya ada di industri teknologi,” ujar Wakil Presiden Challenger Gray & Christmas, Inc, Andy Challenger, dilansir dari Fortune.com, Kamis (8/6).

Menurutnya, AI bisa menghilangkan lebih banyak pekerjaan, walaupun ia sendiri terkejut dengan betapa cepatnya hal itu jadi salah satu alasan di balik masifnya PHK sektor teknologi pada Mei lalu.

“Sungguh luar biasa kecepatan teknologi berkembang dan diadaptasi,” ujarnya.

PHK itu terjadi saat terjadi efisiensi masif di sektor teknologi, yang juga mencatatkan jumlah PHK tertinggi tahun ini. Sayangnya, Challenger tak memperinci perusahaan apa saja yang melakukan PHK terkait AI.

“Ketidakpastian terletak pada: apakah perusahaan akan menggunakan AI sebagai alasan untuk melakukan PHK di masa depan?” kata Challenger lagi.

Sebelumnya, pada Maret 2023, Goldman Sachs memperkirakan 18 persen pekerjaan secara global dan seperempat dari semua tugas pekerjaan di AS dan Eropa bisa diotomatisasi. Laporan itu juga menyebut, para pekerja kantoran–termasuk di bidang komputer, keuangan, administrasi, dan hukum–berisiko lebih besar digantikan oleh AI ketimbang pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik.

Beda pandangan karyawan biasa dan manajer terhadap AI

AI adalah akronim dari Artificial Intelligence
ilustrasi developer AI (unsplash.com/Hitesh Choudhary)

AI melenyapkan ribuan pekerjaan, sekaligus melahirkan yang baru. Menurut laporan Bloomberg, JPMorgan mengiklankan 3.651 posisi terkait AI baru sejak Februari sampai dengan April. Beberapa perusahaan dilaporkan tak memecat karyawan karena AI, tapi memanfaatkan teknologi itu untuk membantu tim dalam mengatasi pekerjaan tertentu.

Namun, survei dari perusahaan perangkat lunak Krista menyebut, 54 persen responden Amerika percaya AI pada akhirnya akan memengaruhi pekerjaan mereka. Kendati demikian, ada perbedaan pandangan antara pekerja biasa dan mereka yang duduk di kursi manajer.

54 persen manajer dan pengambil keputusan senior justru merasa optimistis dengan potensi AI untuk meningkatkan pekerjaannya. Lalu, hanya ada 11 persen dari para manajer yang menganggap AI berdampak negatif terhadap pekerjaannya. Manajer milenial paling optimistis (73 persen), menganggap bahwa AI hanya akan sedikit memengaruhi pekerjaannya.

Di sisi lain, manajer generasi X plus cenderung menganggap AI akan berefek negatif terhadap pekerjaannya dibandingkan para manajer milenial.

Apalagi, para pekerja biasa yang levelnya di bawah manajer atau supervisi. Dibandingkan dengan para atasan, kelompok karyawan ini hampir dua kali lipat berpikir AI berdampak negatif terhadap pekerjaannya.

Related Topics