BUSINESS

Strategi ‘Build, Buy, Return’ Dukung Pertumbuhan TOWR

Pendapatan dan laba bersih tahunan TOWR pun meningkat.

Strategi ‘Build, Buy, Return’ Dukung Pertumbuhan TOWRSalah satu menara PTSMN di Jawa Tengah. (dok. PTSMN)
23 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Sarana Menara Nusantara Tbk (PTSMN) menutup 2020 dengan hasil memukau. Laporan keuangan perseroan yang berkode emiten TOWR ini tahun lalu menunjukkan pertumbuhan solid. Secara tahunan (yoy), pendapatan perusahaan meningkat 15,36 persen menjadi Rp7,45 triliun. Hal ini diikuti kenaikan laba bersih 21,10 persen menjadi Rp2,84 triliun. Angka ini sukses menempatkan perusahaan infrastruktur telekomunikasi ini menempati urutan 94 dari daftar Fortune 100. 

CEO PTSMN, Ferdinandus Aming Santoso, mengatakan perusahaannya akan terus berfokus untuk menjadi perusahaan insfrastruktur telekomunikasi independen paling efektif dan efisien dalam pembiayaan bagi para pelanggannya. Untuk itu, PTSMN menyederhanakan berbagai proses pada alur bisnis terkait manajemen aset dan improvisasi penyediaan layanan. Digitalisasi dalam proses bisnis pun ditingkatkan dan para pekerja didorong untuk bekerja semakin dekat dengan para pemangku kepentingan.

“Kami percaya bahwa dengan usaha yang berkomitmen tinggi dan dukungan terus-menerus dari para pemegang saham, manajemen dan para karyawan, kami akan dapat terus menjalankan strategi ‘build, buy, return’,” ujar Aming kepada Fortune Indonesia

Build

Direktur Pengembangan Bisnis PTSMN, Indra Gunawan, menjelaskan bahwa maksud poin ‘build’ berkenaan dengan pembangunan menara dan kolokasi baru. Kolokasi adalah layanan penyewaan menara bagi para operator telekomunikasi di situs-situs perusahaan menara. “Kami harus bangun kecil-kecil di sekitar situs, bangunin buat tempat BTS-nya, harus narik listrik lagi, dan lain sebagainya,” katanya.

Pada 2020, PTSMN membangun lebih dari 400 menara baru dan mengakuisisi lebih dari 1.600 menara dengan sekitar 2.500 tenant dari PT XL Axiata Tbk. Secara total, pada akhir 2020, PTSMN memiliki 21.381 menara dan bertambah mencapai 21.575 pada tengah semester 2021.

Buy

Sementara, strategi ‘buy’ berhubungan dengan berbagai upaya akuisisi perusahaan-perusahaan menara. Menurut Indra, konsolidasi sedemikian rupa adalah hal yang lazim dalam industri menara telekomunikasi, bahkan menjadi faktor penunjang pertumbuhan perusahaan.

“Dulu, teman saya punya 10 tower, 5 di Kalimantan, 3 di Sulawesi, 2 di Papua. Itu sudah berdarah-darah karena cuma urus 10 tower yang berpencar, orangnya di seluruh tower juga harus ada. Nah, sementara PTSMN saat ini punya kurang lebih 22.000 tower di seluruh Indonesia. Ya, pasti lebih efisien. Satu orang urus seribu beda dari satu orang urus satu, sedangkan bayarnya sama. Oleh karena itu, terjadilah konsolidasi,” kata Indra.

Pada 6 September 2021, Protelindo, anak perusahaan PTSMN, secara resmi mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk yang berkode emiten SUPR, dengan pengambilalihan sekurang-kurangnya 90 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Proses akuisisi ini akan memperkuat PTSMN sebagai perusahaan menara telekomunikasi independen terbesar di Indonesia dengan lebih dari 28.000 menara dan hampir 53.000 tenants.

Related Topics