BUSINESS

40% Pengusaha Kuliner Terkendala Mengelola Bisnis Secara Manual

Solusi digitalisasi dibutuhkan untuk kelancaran bisnis.

40% Pengusaha Kuliner Terkendala Mengelola Bisnis Secara ManualIlustrasi barista sedang meracik minuman di kedai kopi. Shutterstock/Mallika Home Studio
21 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di era digitalisasi ternyata masih banyak pengusaha yang menjalani operasional bisnis restoran secara manual. Faktanya proses manual itu sangat menyita waktu, tenaga, bahkan biaya. Food Market Hub merilis hasil survei yang menyebutkan bahwa sekitar 40 persen perusahaan makanan dan minuman terkendala proses pengelolaan bisnis yang dilakukan secara manual.

Survei internal ini disebar kepada 34 restoran dan pemasok yang telah minimal dua bulan menggunakan layanan Food Market Hub. Dalam keterangan resmi Kamis (21/7), survei juga menyebutkan, sekitar 30 persen perusahaan menghadapi tantangan terkait pelacakan inventaris, disusul 30 persen sisanya memiliki masalah pada pelacakan pesanan. Beragam faktor itu kemudian membuat pengusaha makanan dan minuman terus mencari solusi. Salah satunya dengan menggunakan layanan Food Market Hub.

Solusi lewat digitalisasi

Sebanyak 50 persen responden mengatakan, digitalisasi yang ditawarkan Food Market Hub memudahkan menjalani operasional bisnis. Sementara, 20 persen mengaku terbantu dalam pengadaan bahan baku. Ada tiga dari lima fitur yang diandalkan para pengusaha makanan dan minuman, yakni analisis (50 persen), inventarisasi dan pengadaan (30 persen). 

“Tingkat efisiensi meningkat dan pencatatan menjadi lebih akurat. Tidak ada lagi kasus kertas hilang, lupa input atau harus menunggu data dari kantor yang prosesnya manual. Semua bisa dilakukan lebih realtime,” ucap Assistant Operation Supervisor Kopikalyan, Rahmawan Andyka. 

Lebih lanjut, pendanaan (funding) menjadi salah satu fitur yang diharapkan tersedia di aplikasi. Sebanyak 30 persen pengusaha makanan dan minuman berharap bisa mencicipi fitur tersebut sebab persoalan modal juga menjadi salah satu masalah yang sering dialami. 

“Saat ini Food Market Hub sedang mengembangkan dan siap melakukan proyek perdana di Malaysia. Diharapkan, pada tahun depan, Indonesia sudah bisa menikmati fitur funding ini,” kata Acquisition Lead Food Market Hub, Rona Hartriant dalam keterangan resmi.

Selain funding, para pebisnis berharap dapat terhubung dengan supplier baru (30 persen) dan adanya payment gateway guna memudahkan invoicing dan pembayaran (20 persen). Secara khusus pengguna platform FMH bisa terhubung dengan pemasok atau supplier bahan baku sesuai keinginan serta mengintegrasikan sistem yang sudah mereka pakai (POS, inventori, sistem akunting, dan sebagainya) di restoran ke dalam platform berbasis cloud FMH.

Dengan demikian, proses pemesanan bahan baku dinilai akan menjadi lebih mudah dan efisien karena pengambilan keputusan terkait pengadaan barang bisa dilakukan melalui satu platform.

Untuk diketahui, FMH merupakan perusahaan asal Malaysia, didirikan oleh Anthony See yang merupakan pemilik restoran dan Shayna Teh tahun 2017 lalu. Selain Malaysia dan Indonesia, FMH juga telah hadir di Thailand, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura.

Related Topics