BUSINESS

Ekspor Agustus 2021 Cetak Rekor, Ditopang Sektor Nonmigas

Kenaikan harga sejumlah menyebabkan lonjakan ekspor.

Ekspor Agustus 2021 Cetak Rekor, Ditopang Sektor NonmigasNTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/aww.
by
17 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTONE - Pada periode Agustus 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$21,42 miliar. Angka itu merupakan rekor tertinggi baru bagi ekspor Indonesia setelah sebelumnya terjadi pada Agustus 2011 sebesar US$18,60 miliar.

Ekspor Indonesia pada Agustus 2021 naik 20,95 persen dibanding ekspor Juli 2021 dan naik 64,10 persen dibanding Agustus 2020. “Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut sejalan dengan pemulihan permintaan global,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Kamis (16/09).

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan ekspor Agustus disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas 21,75 persen dari US$16.720,6 juta menjadi US$20.356,7 juta. Ekspor nonmigas memegang peranan 94,45 persen terhadap total ekspor Januari-Agustus 2021.

Peningkatan terbesar sektor nonmigas Agustus 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$1.544,8 juta. Merujuk pada sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Agustus 2021 naik 34,12 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

“Performa positif ekspor Indonesia tidak terlepas dari peran berbagai pihak, termasuk kontribusi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang mampu bertahan di tengah gejolak pandemi Covid-19,” kata dia.

Hal ini dibuktikan dengan kenaikan dua komoditas ekspor industri pengolahan yang berbasis pada sektor IKM, yakni ekspor kayu dan barang dari kayu mampu mencapai US$2,55 miliar dan furnitur mencapai US$1,63 miliar. Kedua komoditas ini bahkan termasuk dalam 20 kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang tahun 2021.

1. Neraca dagang Indonesia dipengaruhi kenaikan harga komoditas

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan neraca perdagangan pada periode Agustus 2021 terjadi surplus sebesar USS4,74 miliar. Sementara, secara kumulatif sejak Januari - Agustus 2021 terjadi surplus sebesar USS19,17 miliar.

Ia menyebut, fluktuasi harga komoditas Indonesia di pasar internasional sepanjang Agustus 2021 lalu berpengaruh pada neraca dagang. "Tentunya Ini berpengaruh pada kinerja ekspor dan impor kita serta neraca perdagangan di bulan Agustus 2021," kata dia, saat konferensi pers secara virtual, Rabu (15/9).

Untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah batubara, minyak kelapa sawit (CPO), minyak kernel, alumunium, timah dan nikel. Di antara komoditas non-migas tersebut, lonjakan paling besar adalah batubara dan CPO. Secara bulanan harga batubara naik 11,04 persen. Kemudian minyak kelapa sawit naik 6,85 persen, dan minyak kernel naik 4,66 persen.

"Jadi kalau lihat dari sisi volume dan harga, keduanya alami kenaikan yang besar. Komoditas yang naiknya tinggi itu batu bara dan minyak kelapa sawit, karena harganya secara internasional memang mengalami peningkatan," ujarnya.

2. Ekspor tinggi, perbaiki PMI Manufaktur Indonesia

Tingginya laju ekspor di Agustus 2021, menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia yang dibarengi dengan perbaikan level Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia. PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 meningkat menjadi 43,7 dari sebelumnya berada di level 40,1 pada Juli 2021. Level PMI Indonesia ini lebih baik dari beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar di level 36,5, Vietnam level 40,2, dan Malaysia level 43,4.
 

Related Topics