Emiten Bundamedik (BMHS) Serap Capex Rp102 M, Fokus Tambah 1000 Bed

Jakarta, FORTUNE - PT Bundamedik Tbk (BMHS), emiten penyedia layanan kesehatan, menyerap capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp102 miliar hingga sembilan bulan pertama 2025. Direktur Keuangan BMHS, Cuncun Wijaya, menyatakan capex tersebut dialokasikan sepenuhnya untuk pembelian alat kesehatan (alkes).
“Kita kurang lebih mungkin Rp150 [miliar] ya hingga akhir tahun dari kita punya target Rp200 miliar,” ujarnya dalam acara media briefing di Jakarta, Jumat (31/10).
Perkiraan serapan capex hingga akhir tahun sedikit meleset dibandingkan dengan target awal. Sebagai konteks, BMHS pada awal tahun mencanangkan capex sekitar Rp200 miliar untuk 2025.
Menurutnya, target menambah capex bukan hanya satu-satunya faktor untuk menambah revenue baru. Dengan demikian, emiten kesehatan tersebut lebih mengoptimalkan seluruh layanan yang telah ada.
Ketika ditanya mengenai rencana ekspansi pada 2026, perseroan akan tetap fokus pada rencana bisnis yang telah disiapkan, yakni untuk menambah 1.000 tempat tidur di seluruh rumah sakitnya pada tahun depan. Ekspansi tersebut telah dilakukan mulai tahun ini.
Aksi tersebut harapannya dapat mendorong pendapatan perseroan pada tahun depan hingga 2027.
“Nah itu ekspansi korporasi yang kita lakukan masih memaksimalkan apa yang kita punya, karena ada kelebihan lahan yang kita bisa [manfaatkan] untuk penambahan [ranjang],” ujarnya.
Pertumbuhan bottom line yang dibidik adalah double digit hingga akhir tahun.
“Fokus perseroan adalah memperkokoh fundamental bisnis melalui penguatan kapabilitas operasional, optimalisasi aset, dan inovasi layanan kesehatan yang relevan bagi masyarakat,” ujar Presiden Direktur BMHS, Agus Heru Darjono.
Baru-baru ini, BMHS memperluas akses layanan kesehatan preventif melalui Bunda Clinic di Stasiun MRT Dukuh Atas, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Itu menjadikannya sebagai rumah sakit pertama yang berdiri di lokasi transport hub. Usai pembukaan tersebut, pemerintah daerah Jakarta meminta BMHS membuka klinik baru di Blok M.
“Saya bilang, tunggu beberapa bulan, karena pemerintah mengutamakan kolaborasi dengan swasta. Mungkin APBD tidak mencukupi karena ada ongkos-ongkos lain,” ujarnya.
Pada perdagangan hari ini, saham BMHS naik 1 poin atau 0,63 persen menjadi Rp159.


















