Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Indonet: Perizinan Jadi "Bottleneck" Pengembangan Akses Internet

IMG_4624.jpeg
SEVP Sales dan Marketing Indonet, Yudie Haryanto dalam Media Gathering Indonet. Dok Fortune Indonesia
Intinya sih...
  • Indonet harus melalui dua perizinan dari pemerintah pusat dan daerah sebelum dapat menyediakan produknya.
  • Indonet berharap kebijakan yang centralized dapat membantu menyelesaikan tantangan regulasi yang dihadapi.

Jakarta, FORTUNE - Pengembangan akses internet dan konektivitas di Indonesia masih dibayangi tantangan serius, terutama dari sisi perizinan. Sorotan ini datang dari PT Indointernet Tbk (Indonet/EDGE), penyedia infrastruktur digital nasional.

Yudie Haryanto, SEVP Sales dan Marketing Indonet, secara lugas menyebut perizinan sebagai "bottleneck" atau penghambat utama. Menurutnya, proses ini menghabiskan waktu panjang sebelum Indonet dapat memberikan banyak akses internet di Indonesia.

"Saya rasa enggak cuma di Indonet, tetapi beberapa teman-teman korporasi lainnya," ujarnya kepada wartawan pada acara media gathering di Jakarta, Rabu (14/5), menekankan bahwa masalah ini merata di industri.

Ia menyatakan setidaknya ada dua lapis perizinan yang wajib dilalui Indonet: dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di tengah proses perizinan yang memakan waktu panjang ini, pelaku industri tetap dituntut memikirkan strategi untuk memenuhi lonjakan permintaan di pasar.

Menghadapi kompleksitas dan durasi perizinan tersebut, Indonet berharap adanya penyesuaian kebijakan yang tepat. Kebijakan yang lebih tersentralisasi dinilai mampu menjembatani tantangan regulasi yang ada.

"Kebijakan tentang izin inilah yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Mungkin kalau izin dan tata caranya itu sudah menjadi baku, ini cukup bisa membantu kita banyak dalam lakukan akselerasi pembangunan infrastruktur,” ujar Yudie.

PT Indointernet Tbk sendiri merupakan penyedia infrastruktur digital yang menghadirkan ekosistem terintegrasi meliputi konektivitas, data center, dan cloud.

Perusahaan ini baru-baru ini mengumumkan ekspansi besar-besaran pada infrastruktur jaringan serat optiknya untuk menopang lonjakan kebutuhan pertukaran data, langkah yang krusial seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi digital dan tuntutan interkoneksi antar pusat data yang kuat serta stabil.

Sepanjang triwulan I-2025, EDGE mengalami penurunan pada departemen pendapatan dan laba bersihnya. Laporan keuangannya menunjukkan pendapatan bersih pada periode tersebut lebih kecil dari capaian pada masa sama pada tahun sebelumnya, dari Rp245,9 miliar menjadi Rp185,17 miliar.

Kemudian, laba bersihnya menyusut nyaris setengah pada 47,66 persen dibandingkan dengan periode sama 2024, dari Rp68,02 miliar menjadi Rp35,6 miliar.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us