Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Kisah Ann's Bakehouse & Creamery : Meracik Inovasi, Membangun Bisnis Kue & Hamper Premium

Opening Ann's Menara Astra_2025_-108.JPG
Gerai baru Ann’s Bakehouse & Creamery di Menara Astra. (dok. Ann’s Bakehouse & Creamery)
Intinya sih...
  • Ann's diposisikan sebagai brand kue premium dengan fokus pada segmen korporat, wholesale, dan layanan coffee break untuk event.
  • Ann's mempertahankan produk klasik berkualitas tinggi tanpa mengikuti tren viral, dengan strategi pemasaran melalui media sosial dan ekspansi gerai offline.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Berbekal mesin-mesin peninggalan, resep klasik, dan modal pinjaman senilai Rp50 juta; Bushido Bintari mengambil alih toko kue sang ibu dan melahirkan Ann’s Bakehouse & Creamery.

Perjalanan Ann’s memang tidak selegit kue cokelat Sacher Torte yang menjadi salah satu andalannya, tapi juga pahitnya pengorbanan, sebagaimana dikisahkan oleh Bushido Bintari, Pemilik dan Presiden Direktur Ann's Bakehouse & Creamery. Demi menghidupkan kembali bisnis kue tersebut, perempuan yang biasa disapa Dori tersebut rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pengacara korporat pada sebuah firma hukum.

Pun begitu, dia merasa terbantu dengan latar belakang tersebut. Terbiasa dengan pemikiran analitis, struktur berpikir sistematis, dan kecakapan dalam manajemen risiko menjadi bekal berharga dalam mengelola bisnis. “Dulu saya bahkan membuat perhitungan: kalau dalam dua tahun Ann’s tidak berkembang, saya siap kembali ke law firm,” katanya. “Tapi begitu bisnis berjalan, saya melihat prospeknya sangat menjanjikan. Sejak itu, saya tidak pernah lagi terpikir untuk mundur.”

Dia mengaku titik mula itu terwujud pada 2014. Dengan tim kecil berisi empat orang—Dori, seorang partner bisnis, serta dua pastry chef—ia mengambil langkah berani: rebranding. Jenama lama bertajuk La Madeleine Patisserie diganti menjadi Ann’s Bakehouse & Creamery. Nama belakangan itu dipilih karena kesederhanaannya. Dia pun berpikir Ann’s lebih mudah diingat dan lebih mudah diucapkan.

Bahkan, kesederhanaan itu terpampang pada nama perusahaan sebagai tempat bernaung usahanya: PT Berawal dari Kue. Nama yang bermula dari celetukan spontan itu bahkan sempat membuat teller bank tersenyum ketika ia mengurus administrasi bank. Namun, menurutnya, nama itu mencerminkan kelugasan akar perjalanan bisnis ini—yang memang bermula dari kue.

Meski begitu, Dori memiliki strategi dan target bisnis jelas. Ann’s diposisikan sebagai brand kue premium karena, salah satunya, memasang target pasar utama segmen korporat dan wholesale yang mencakup hotel, restoran dan coffee shop. Baginya, rebranding bukan sekadar mengganti papan nama, melainkan langkah membuka peluang lebih besar. Kue- kue premium itu dipoles dengan branding yang kuat, pengemasan yang apik, dan pelayanan konsumen berkelas.

“Waktu itu kami berpikir, toko kue tidak harus punya offline store dulu, yang penting produknya enak, packaging bagus, dan service yang baik. Dari awal kami memang fokus ke customer service dan delivery,” kata Dori kepada Fortune Indonesia,di kantornya di kawasan Barito, Jakarta Selatan, pertengahan September 2025.

Dari sisi produk, Ann’s Bakehouse & Creamery sejak awal menegaskan komitmennya pada kualitas. Bahan baku premium dipilih tanpa kompromi meskipun harganya sedang melambung di pasar. Itu dilakukan demi menyajikan kue berkualitas dengan cita rasa kuat—apalagi portofolio produknya berkonsentrasi pada kue-kue klasik yang tak lekang oleh waktu. Hingga

kini, sejumlah resep warisan masih menjadi primadona Ann’s: Dark Chocolate Pudding, Cheese Mille Feuille, Sacher Torte, Petits Fours Special, hingga Carrot Cake. Konsep Petits Fours Special tetap menjadi produk yang bertahan dijual hingga sekarang dengan konsep dalam boks. Ketika banyak muncul kue-kue viral di media sosial, Dori pun memilih tidak mengikuti arus.

“Kami sangat klasik, tidak ikut-ikutan tren viral. Fokus kami membuat produk yang sustain dan timeless,” katanya.

Namun, Dori memahami rasa saja tidak cukup. Ia membangun fondasi pelayanan yang rapi sejak hari pertama. Dari hal-hal sederhana seperti menjawab pesan WhatsApp dengan bahasa formal—lengkap dengan sapaan formal “Bapak/Ibu” dan ejaan yang tertata, respons cepat dengan standar membalas pesan kurang dari dua menit, kemudahan memesan dan membantu pelanggan memilih produk sesuai kebutuhan —sehingga meningkatkan kepercayaan.

“Itu membuat pelanggan merasa yakin, meskipun waktu itu kami belum punya toko fisik,” ujarnya.

Dengan personel terbatas, hampir semua tugas di Ann’s ia kerjakan, mulai dari menjadi admin, layanan pelanggan, pemasaran, bahkan mengirim pesanan. “Selama tiga tahun pertama benar-benar kerja dari nol, tapi justru dari situ saya belajar dan akhirnya jatuh cinta dengan bisnis ini,” katanya.

Dori juga membangun branding dan strategi pemasaran secara total, mulai dengan mengandalkan kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut, memperkuat situs web, hingga mengikuti pameran atau bazar. Pada 2014, ketika media sosial belum diandalkan sebagai platform pemasaran dan penjualan, Ann’s Bakehouse & Creamery justru menjadikannya kanal utama. Instagram digarap serius: setiap foto diambil dengan kamera profesional, ditata dengan food styling rapi, dan menampilkan visual bersih serta elegan sehingga cukup mumpuni untuk menarik pelanggan baru.

Masuk ke Segmen Korporasi

Opening Ann's Menara Astra_2025- 1.JPG
Gerai baru Ann’s Bakehouse & Creamery di Menara Astra. Hingga kini, perusahaan telah mengoperasikan empat gerai. (dok. Ann’s Bakehouse & Creamery)

Perlahan, Ann’s tidak hanya menjual kue, tetapi juga menghadirkan pengalaman kuliner lebih luas. Layanan coffee break untuk event launching, custom cake creations, snack box, cookies, hingga hamper festive season menambah ragam penawaran. Bahkan, sejak awal, dukungan order besar dari klien korporasi menjadi tulang punggung bagi bisnis ini. Kemudian pada 2017, gerai flagship Ann’s Bakehouse & Creamery di Jalan Sungai Sambas 3 No.12, Kebayoran Baru, dibuka untuk melayani pelanggan ritel.

Sejak awal, Dori menyadari Ann’s tidak bisa mengandalkan pasar ritel belaka. Sebab, kendati segmen pasar ini memiliki jumlah konsumen yang luas dan eksploratif, kompetisinya sangat ketat. Sementara itu, pasar korporasi, meskipun segmennya spesifik, memiliki peluang besar.

“Kami sudah punya customer service, kurir internal, dan sistem delivery. Jadi, corporate tinggal pesan, semuanya beres,” ujarnya.

Keuntungan lain dari pasar korporasi adalah efek berganda dalam promosi. Satu perusahaan yang memesan ribuan hamper untuk klien, misalnya, otomatis memperkenalkan produk Ann’s ke ribuan orang baru. Begitu pula saat penyediaan coffee break untuk sebuah acara—sekali sajian bisa dinikmati oleh 20 hingga 150 orang.

“Banyak yang kemudian menjadi pelanggan setelah pertama kali mengenal Ann’s dari event seperti itu,” ujar Dori.

Sedangkan, wholesale atau suplai juga dinilai penting karena sifatnya berkesinambungan. Dari sinilah Dori menyadari, kombinasi ritel, korporasi dan wholesale menjadi kunci dalam membangun basis klien yang loyal sekaligus berkelanjutan.

Setelah 11 tahun beroperasi dan membesarnya segmen ritel, konsep delivery hingga kini masih relevan dengan bisnis perseroan. Berawal dari kanal online, Ann’s hingga kini telah memiliki tiga gerai utama, yakni di Barito, Plaza Senayan dan Bintaro. Pada akhir September, perusahaan membuka satu gerai lagi di Menara Astra. Dalam ekspansi gerai, Ann’s selalu mendekati kawasan perkantoran sebagai pertimbangan utama dengan sebaran di sekitar Jabodetabek, baru setelahnya merambah ke kota-kota lapis pertama.

Milestone

● 2014 – Ann’s Bakehouse & Creamery lahir sebagai hasil rebranding dari La Madeleine Patisserie. Dengan sistem penjualan online dan layanan pelanggan serta armada kurir internal.

● 2015-2017– Mulai menjajaki ranah offline melalui acara- acara bergengsi di Jakarta. Pada 2017, Ann’s membuka toko ritel pertama di Jalan Sungai Sambas 3 No.12, Kebayoran Baru.

● 2019-2021– Peluncuran kreasi mindful pertama, Super Nemesis dan Super Tiramisu (bebas gluten), Super Banana (plant-based cake) dan Super Carrot (kue keto).

● 2025– Membuka gerai baru sehingga total memiliki empat gerai (Barito, Plaza Senayan, Bintaro dan Menara Astra).

Baca kisah selengkapnya mengenai perjalanan bisnis Ann’s Bakehouse & Creamery, strateginya menghadapi pandemi COVID-19 ketika bisnisnya sedang naik dan rencana bisnis lainnya dalam majalah Fortune Indonesia Edisi 53 yang terbit November 2025.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Business

See More

Energi Mega Persada (ENRG) Umumkan Temuan Gas Baru di KKS Sengkang

02 Des 2025, 15:46 WIBBusiness