BUSINESS

Harga CPO Melambung, Siapa Pemilik Lahan Sawit Terbesar?

Perusahaan swasta menguasai 50% lahan sawit di Indonesia.

Harga CPO Melambung, Siapa Pemilik Lahan Sawit Terbesar?Pekerja memanen tanda buah segar kelapa sawit. ANTARA FOTO/Syifa
28 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Harga komoditas kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di pasar internasional tengah melonjak, bahkan melampaui era sebelum pandemi COVID-19. Indonesia sebagai negara dengan luas lahan perkebunan sawit terbesar tentu dapat mereguk keuntungan ini. 

Berdasarkan data dari indexmundi, reli kenaikan harga sawit ini mulai terjadi sejak Mei 2020 atau saat awal wabah merebah. Saat itu, harga CPO US$576,6 per metrik ton. Tapi tahukah berapa harga sawit sekarang? Menurut data yang sama, harga sawit untuk kontrak September 2021 mencapai US$1176,8 per metrik ton, atau artinya sudah meningkat 104,1 persen atau dua kali lipat.

Data Statistik Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian pada 2020 menunjukkan luas lahan sawit Indonesia 14,9 juta hektar. Dari jumlah tersebut, 55,7 persennya atau sekitar 8,3 juta hektar dikuasai perusahaan besar swasta (PBS).

Untuk perkebunan rakyat, luasannya 6,0 juta hektar atau sekitar 40,3 persen dari keseluruhan. Sisanya, dikendalikan perusahaan besar negara (PBN), yakni 569,2 ribu hektar.  

Jika dilihat berdasarkan wilayah, lahan sawit terbesar terdapat di Sumatra dengan luas 8,1 juta hektare, yang tersebar di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Setelahnya adalah Kalimantan, dengan luas 6,0 juta hektare.

Berikut sejumlah perusahaan dengan luas lahan sawit terbesar berdasarkan laporan tahunan 2020. 

PT Astra Agro Lestari Tbk

Astra Agro Lestari, yang dikenal dengan kode saham AALI, pada 2020 memiliki luas lahan sawit (tertanam) mencapai 287,6 ribu hektare. Lahan sawit perusahaan ini utamanya berada di Kalimantan dengan 131,5 ribu hektare. Sisanya, ada di Sumatra (104,4 ribu hektare) dan Sulawesi (51,7 ribu hektare).

Perusahaan yang ada di bawah naungan grup Astra Internasional ini sanggup menghasilkan CPO rata-rata di atas 1 juta ton setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Pada 2020, misalnya, produksi CPO emiten ini mencapai 1,4 juta ton, turun dari 1,7 juta ton pada 2019.

Perusahaan yang berdiri sejak 1988 ini mencetak laba Rp833,09 miliar pada 2020, naik dari Rp211,18 pada tahun sebelumnya.

PT Salim Ivomas Pratama Tbk

Salim Ivomas Pratama, perusahaan milik taipan Anthony Salim, tercatat menguasai seluas 253.061 hektare lahan sawit tertanam. Dari jumlah tersebut, di antaranya banyak tersebar di Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur.

Perusahaan dengan kode emiten SIMP itu menghasilkan737 ribu ton minyak sawit tahun lalu, turun 12,3 persen dari 840 ribu ton pada 2019. 

SIMP pada 2020 membukukan laba Rp234,28 miliar, jauh lebih baik ketimbang kinerja tahun sebelumnya yang tergencet rugi Rp546,15 miliar.

Related Topics