Pefindo Naikkan Peringkat Semen Baturaja ke IdAA-

Jakarta, FORTUNE - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) resmi meningkatkan peringkat kredit PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dari sebelumnya idA+ dengan prospek stabil menjadi IdAA- dengan prospek yang tetap stabil.
Kenaikan peringkat ini didasarkan pada laporan keuangan audit per 31 Desember 2024. Pefindo menilai peningkatan ini memperkuat posisi strategis SMBR dalam grup Semen Indonesia serta mencerminkan potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Vice President of Corporate Secretary SMBR, Hari Liandu, menjelaskan bahwa penilaian Pefindo mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk dukungan dari induk usaha yang memiliki peringkat “IdAAA” stabil, kekuatan pangsa pasar SMBR di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), serta struktur permodalan yang kokoh.
“Peningkatan peringkat ini merupakan bentuk pengakuan atas fundamental bisnis yang solid, prospek jangka panjang yang menjanjikan, serta sinergi yang terus diperkuat bersama SIG. Kami juga berkomitmen untuk terus menjaga kinerja keuangan yang sehat di tengah dinamika industri,” ujar Hari dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (23/4).
Fokus peningkatan pasar dan efisiensi operasional
Lebih jauh, Hari menambahkan bahwa stabilitas operasional dan hubungan erat dengan induk usaha turut berperan dalam pencapaian ini. Pihaknya menyambut baik keputusan Pefindo yang diyakini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap arah bisnis SMBR ke depan.
Untuk mempertahankan kinerja positif tersebut, SMBR akan terus fokus pada peningkatan pangsa pasar, efisiensi operasional, serta optimalisasi utilisasi pabrik. Langkah-langkah tersebut ditujukan untuk menjaga profitabilitas yang berkelanjutan. Perusahaan juga memastikan pengelolaan arus kas yang optimal dan struktur modal yang sehat demi menjaga likuiditas dan solvabilitas.
Sepanjang tahun 2024, Semen Baturaja mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,09 triliun, tumbuh 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,04 triliun. Kontribusi utama berasal dari efisiensi biaya operasional, seperti penurunan beban penjualan sebesar 19,5 persen menjadi Rp161,3 miliar, beban umum dan administrasi turun 11,9 persen menjadi Rp203,3 miliar, dan beban keuangan menyusut 20 persen menjadi Rp78,85 miliar.
Sebagai hasilnya, laba tahun berjalan meningkat 6,3 persen menjadi Rp 129,25 miliar. “SMBR akan terus menjaga momentum pertumbuhan yang positif demi memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang, sekaligus menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Hari.