Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk turut serta dalam proyek baterai kendaraan listrik yang digarap bersama dua raksasa industri Cina: Huayou dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Prabowo menyampaikan instruksi tersebut dalam sebuah rapat terbatas yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/5), bersama jajaran menteri terkait.
Rapat tersebut secara khusus membahas kelanjutan hilirisasi industri baterai EV (electric vehicle), termasuk peralihan investasi dari konsorsium LG ke Huayou dan perkembangan kerja sama dengan CATL.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan masuknya Danantara ke dalam dua proyek besar ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi lokasi tambang, tapi juga pemain utama dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Sejak ada Danantara, pendanaan proyek ini bisa kami bantu. Proyek ini menjanjikan, baik dari sisi return investasi maupun penciptaan lapangan kerja,” kata Rosan dalam konferensi pers di Istana Merdeka yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/5).
Menurut Rosan, keterlibatan Danantara mencakup seluruh mata rantai industri, mulai dari hulu (pertambangan) hingga hilir (produksi baterai).
Ia menyebut pendekatan ini sebagai satu “grand package” yang menyatukan ekosistem baterai EV secara utuh di dalam negeri. Pemerintah berharap Indonesia dapat menguasai rantai nilai industri kendaraan listrik secara menyeluruh.
“Dengan ini, the whole ecosystem dari mining sampai ke baterainya ini akan terjadi di dalam satu, kita bilangnya green package. Atau satu ekosistem dari baik yang deal yang akan berjalan dengan Huayou maupun dengan CATL,” ujar Rosan.