Garuda Indonesia (GIAA) Buka Suara atas Kabar Suntikan Modal Danantara

- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menanggapi kabar suntikan modal Danantara.
- GIAA rugi US$76,48 juta pada kuartal I-2025 dan tengah melakukan pembicaraan ihwal permintaan suntikan modal.
- Perusahaan juga mengalihkan saham milik negara kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Jakarta, FORTUNE - Emiten maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), menanggapi kabar mengenai rencana suntikan modal oleh Danantara. Direktur Utama GIAA, Wamildan Tsani, menyatakan keputusan tentang aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait.
“Dapat kami sampaikan bahwa pada prinsipnya pertimbangan, kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait,” demikian Wamildan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (21/5).
Garuda Indonesia secara berkala berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk memastikan perusahaan berjalan sesuai jalur (on track) dan strategi perseroan.
Kabar suntikan modal tersebut muncul setelah GIAA mengalami kerugian US$76,48 juta (setara Rp1,2 triliun) pada kuartal I-2025. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan kerugian bersih perseroan sepanjang 2024 yang mencapai US$69,78 juta, yang disebabkan kenaikan beban usaha perseroan menjadi US$718,35 juta.
Sementara itu, total liabilitas perseroan saat ini masih US$7,88 miliar (Rp129,53 triliun).
Untuk itu, Garuda tengah melakukan pembicaraan dengan Danantara perihal permintaan suntikan modal, di tengah kondisi keuangan Garuda yang sedang sulit.
Terlebih lagi, Garuda juga sempat dikabarkan menghentikan sementara operasionalisasi 15 pesawatnya. Berita dari kantor berita Antara memuat penjelasan Wamildan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR tentang kondisi 15 pesawat yang telah masuk daftar tunggu perawatan rutin pada tahun depan.
Perusahaan berupaya mempercepat proses agar pesawat tersebut masuk antrean tahun ini. Kelimabelas pesawat tersebut, meliputi satu unit milik Garuda dan 14 unit milik Citilink. Semua unit itu sedang menunggu penjadwalan perawatan rutin berupa heavy maintenance dan penggantian suku cadang.
Sebagai konteks, GIAA sebelumnya telah mengalihkan 15,67 miliar saham seri B dan 43,36 miliar Seri C GIAA milik Negara Republik Indonesia kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). BKI sendiri merupakan perpanjangan tangan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mengalihkan saham.
Pemerintah Indonesia telah menyerahkan 65 persen saham Garuda kepada Danantara pada Maret lalu sebagai bagian dari perombakan yang diminta Presiden Prabowo Subianto mengenai tata kelola BUMN.