Mengayun Potensi Bisnis Simulator Golf
- Golf tak hanya untuk profesional, juga untuk amatir dan hobi
- Topgolf membuka gerai pertamanya di Cilandak, Jakarta Selatan, menawarkan berbagai fasilitas dan harga sewa hitting bays
- Simulator golf semakin diminati di Indonesia, dengan teknologi canggih dan data yang akurat untuk analisis permainan
Jakarta, FORTUNE - Golf kini tak hanya bisa dimainkan oleh para profesional. Pemain amatir pun bisa mengayunkan stik sebagai hobi hingga arena berjejaring. Lokasinya pun tak melulu di lapangan rumput, driving range hingga simulator bisa jadi peluang bisnis menjanjikan.
Pembukaan Topgolf di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, pada 23 Oktober 2024 lalu menimbulkan kemacetan panjang di Jalan Fatmawati. Mobil-mobil berderet memasuki area driving range seluas 3,5 hektare yang dipasang sejumlah umbul-umbul di area depannya.
Begitu tiba, para tamu akan menemukan sebuah ruangan luas dengan layar besar, meja billiard hingga bar yang menyajikan berbagai sajian. Serupa kafe, namun dengan deretan hitting bays (tempat memukul bola golf) menghadap lapangan luas. Total, ada 102 hitting bays berderet di tiga lantai gedung Topgolf.
Setiap bay dapat disewa hingga 6 orang dengan tarif mulai dari Rp345 per jam hingga kelas chairman suites yang dapat diisi hingga 18 orang dengan tarif Rp3,5 juta per dua jam. Artinya, setiap orang hanya perlu membayar Rp57.000 per jam jika menggunakannya dengan kapasitas maksimal di kelas reguler. Anda awam soal golf? Jangan khawatir, ada staf Topgolf yang akan membantu Anda.
Topgolf memang tak membatasi diri untuk segmen profesional. Jenama golf asal Amerika Serikat ini juga membidik ceruk pasar pemain golf pemula, serta mereka yang sekadar menginginkan kegiatan alternatif untuk berkumpul dengan kolega atau keluarga sembari bermain golf.
Segmen amatir tentunya lebih luas dibanding pemain profesional yang menurut riset Global Golf Participation Report dari R&A Group baru mencapai 14.000 orang di Indonesia. “Ini negara dengan pangsa pasar yang sangat besar. Jakarta adalah kota yang sangat besar. Dan, saya rasa orang-orang di sini dapat menikmati golf,” kata CEO Topgolf Southeast Asia Development, Andrew Nathan, ditemui saat grand opening gerai pertamanya di Indonesia itu.
Andrew menjelaskan, Topgolf selalu memadukan antara permainan golf dan entertainment di setiap cabang. Karena itu, semua kalangan masyarakat bisa datang untuk sekadar nongkrong, menggelar acara kantor, hingga seremonia lainnya sembari menikmati aneka hidangan dan bermain golf di tempat ini.
Director of Operations Topgolf Indonesia, Francis Dehnhardt, menyebutkan sebagian besar pengunjung Topgolf di seluruh dunia bukan dari kalangan professional. Di antaranya bahkan belum pernah bermain golf sama sekali. “Hampir 90 persen orang yang datang ke tempat kami bukan pegolf profesional. Hanya 10 persen pegolf profesional. Kami ingin mempromosikan permainan golf kepada mereka yang bukan pegolf,” kata Francis.
Saling adu teknologi simulator

Meski pengunjungnya didominasi oleh pegolf amatiran, Topgolf tetap serius menerapkan sistem yang dilengkapi teknologi canggih. Misalnya saja, setiap bola di Topgolf telah dimasukan chip RFID untuk mendapatkan data kecepatan bola, hingga tempat jatuhnya bola yang dipukul. Dengan begitu, monitor dapat menampilkan skor pukulan setiap pemain di hitting bay.
“Kami juga menggunakan teknologi top tracer technology. Saat kita memukul bola, kita dapat melihat seberapa jauh, seberapa lama di udara, hingga di mana jatuhnya. Semua data terekam,” kata Francis.
Untuk mengumpulkan bola yang berserakan di lapangan, Topgolf juga menggunakan mesin berbasis artificial intelligence (AI). Setelah bola terkumpul kemudian dibawa ke bunker di bawah tanah untuk dicuci dan dikeringkan. Setelahnya, data lama dalam chip akan dihapus sehingga bola yang kembali ke hitting bays melalui dispenser siap digunakan dan merekam data baru. Dalam proses itu, bola usang akan otomatis tersortir dan tak lagi digunakan.
“Sistem dan perangkat lunak ini sudah berjalan dengan sangat baik. Dalam sehari kami lepaskan 250.000 bola melalui 102 bays. Jadi dalam satu mesin ada sekitar 2.000 bola,” ujar Francis.
Inovasi lainnya juga dihadirkan melalui stik khusus bernama ‘The Sure Thing’. Dengan kepala besar dan sudut kemiringan 20 derajat, stik ini dapat memudahkan pemain untuk membuat pukulan sempurna. Dengan begitu, pengunjung tidak perlu ‘jago’ untuk bisa mendapat poin yang akan dikompetisikan dengan pemain lain.
Topgolf memulai perjalanan bisnisnya dengan menghadirkan driving range pertamanya di London, 24 tahun lalu. Kini, Topgolf telah memiliki 100 gerai yang tersebar di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Meksiko, Jerman hingga Dubai. Untuk wilayah Asia, lisensi Topgolf dipegang oleh TG SEA Development yang memiliki cabang di Thailand dan Indonesia.
Jika Anda ingin melatih pukulan di dalam ruangan, alternatifnya adalah bermain dengan simulator. Salah satu penyedianya ialah APR Golf yang bertempat di Seyeon Building, Cilandak, Jakarta Selatan. APR Golf yang berasal dari Korea Selatan membuka gerainya di Jakarta sejak Januari 2023 dan tetap bertahan di satu lokasi.
CEO APR Golf, Park Yeong Joo, menyatakan mesin simulator golf justru dapat menyajikan data yang lebih akurat untuk menganalisa permainan. “Pemain Indonesia masih mengandalkan driving range luar ruangan, ini mirip dengan tren golf tahun 1990-an di Korea Selatan. Sekarang mereka mulai lebih jeli membaca data aktual dan menganalisisnya. Oleh karena itu, kami melihat bahwa simulator golf memiliki peluang,” kata Yeong Joo kepada Fortune Indonesia awal November 2024.
Menurutnya, tren simulator golf di Korea Selatan semakin masif saat pandemi Covid-19. Sebab, Masyarakat semakin menyadari bahwa bermain golf di luar ruangan membutuhkan waktu dan biaya yang tak sedikit. “Akibatnya, banyak orang kini lebih menyukai manfaat simulator dalam ruangan. Pergeseran ini telah menyebabkan dibukanya lebih dari 35.000 simulator di Korea Selatan,” kata Yeong Joo.
APR Golf menggunakan teknologi Foresight dan GC3 yang memberikan data dan analisis bola yang paling akurat untuk meningkatkan performa pemain. Selain itu, APR Golf juga menyediakan pelatih profesional hingga membuka kelas kelompok bagi yang ingin belajar golf.
Di tempat ini, para pemain golf juga dapat menikmati simulasi pukulan bola di bunker berpasir asli untuk melatih ayunan dan pukulan. Dengan fasilitas 9 tech bays dan 1 bunker, pemain hanya perlu merogoh kocek kisaran Rp50.000 hingga Rp160.000 per jam untuk mulai mengayunkan stik golfnya dan melihat data permainan yang lebih akurat.
APR Golf sendiri mengincar potensi pasar yang berusia 20 hingga 50 tahun, baik yang sudah progolf ataupun yang masih amatir. Perusahaan juga aktif menggandeng sejumlah komunitas golf dan menggelar turnamen secara digital. Meski hanya memiliki satu venue, pria yang akrab dipanggil YJ ini mengaku akan lebih ekspansif membuka cabang pada tahun mendatang.
“Dengan melayani pegolf berpengalaman dan pendatang baru, APR Golf memposisikan diri sebagai merek yang memenuhi kebutuhan komunitas golf modern yang terus berkembang,” kata Yeong Joo.
Cuan dari bisnis ritel golf

Jenama golf lainnya yang juga menjajal peruntungan di Indonesia adalah MST Golf Group Berhad (MST Golf). Emiten asal Malaysia ini telah IPO di Bursa Malaysia pada bulan Juli 2023 dan telah melebarkan sayap bisnisnya ke Indonesia, Singapura dan Thailand. Selanjutnya, perusahaan juga membidik pasar Vietnam pada 2025.
Dalam menjalankan bisnis di Indonesia, MST Golf menggandeng PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) untuk mendirikan perusahaan joint venture bernama PT MST Golf Indonesia (MGI). Terbaru, anak usaha Grup Erajaya tersebut telah menyetorkan modal senilai Rp15,72 miliar ke MGI pada Oktober 2024 ini.
Bermula dari menjual merek ritel perlengkapan golf dari jenama kenamaan dunia, kini perusahaan yang berbasis di Malaysia itu mulai membuka layanan bermain golf melalui simulator dalam ruangan dengan nama MST Golf Arena pada awal 2024.
Fasilitas golf dalam ruangan milik MST Golf kini telah berdiri di dua lokasi, yakni di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan delapan tech bays, serta cabang yang terbaru berlokasi di Agora Mall, Thamrin Nine Jakarta Pusat dengan 5 regular tech bays, satu VIP Suite, dan satu Executive VIP Suite. Tak seperti driving range yang memerlukan lahan dengan satuan hektare, MST Golf membuka fasilitasnya di dalam ruang yang masing-masing luasnya 1.583 m2 dan 1.700 m2 untuk menghemat belanja modal.
“MST Golf Arena adalah konsep ritel 3 in 1. Kami yang menggabungkan toko ritel, golf dalam ruangan, dan akademi golf di satu lokasi untuk memberikan pengalaman ritel golf yang menyeluruh kepada konsumen,” kata CEO MST GOLF, Ng Yap kepada Fortune Indonesia, awal November 2024.
Kedua cabang golf dalam ruangan itu, lanjut Yap, menggunakan pelacakan teknologi Trackman iO (TMiO) yang terkemuka dalam analisis performa golf di dunia. “TMiO menyediakan data yang sangat presisi pada hampir setiap aspek gerakan stik golf dan lintasan bola dengan menggabungkan radar dan pencitraan inframerah berkecepatan tinggi untuk menangkap data bola dan stik golf secara keseluruhan,” ujar Yap.
Fasilitas golf dalam ruangan dinilai lebih unggul dan privat dibandingkan dengan olahraga golf secara konvensional. Tanpa khawatir dari kondisi cuaca, bermain di golf indoor juga dapat mencoba sensasi bermain secara virtual di berbagai lapangan golf terkenal di dunia seperti Pebble Beach, St. Andrew’s, Royal Troon, dan Augusta National. Untuk bermain di tempat ini, Anda perlu menyiapkan dana sekitar Rp220.000 hingga Rp450.000 dengan maksimal 5 hingga 10 orang sesuai dengan tipe bay.
“Teknologi golf dalam ruangan yang menyediakan data bola dan stik golf yang akurat merupakan alat yang canggih untuk meningkatkan keterampilan bermain golf dan mengelola serta bermain dengan lebih baik di lapangan tertentu,” ujar Yap.
Saat ini, MST Golf telah memiliki lima toko ritel di Indonesia yakni La Piazza, Pondok Indah Mall, Summarecon Mall Serpong, Pacific Place Mall, dan Agora Mall. Yap berkomitmen akan lebih ekspansif membuka cabang pada 2025 dengan membidik potensi pasar di luar Jakarta. Dengan demikian, secara global merek ini telah memiliki 49 toko ritel yang beberapa di antaranya menyediakan simulator dalam ruangan.