BUSINESS

3 Korporasi Raksasa yang Investasi di Ekosistem Kendaraan Listrik RI

Ekosistem EV kedatangan Foxconn, Hyundai, sampai CATL.

3 Korporasi Raksasa yang Investasi di Ekosistem Kendaraan Listrik RIBus listrik di KTT G20. (Biro Media Kominfo)
15 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Bali, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keinginan bekerja sama dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Hal ini bertujuan untuk mengawinkan bahan baku nikel dan litium, untuk mendukung produksi baterai kendaraan listrik (electric vehicle).

“Tapi, saya minta kepada Perdana Menteri Albanese agar litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja,” ujarnya, di penutupan gelaran B20 Summit Indonesia, Senin (14/11) sore. “Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia.”

Itu baru ajakan, yang bisa berujung pada terciptanya ekosistem baterai kendaraan listrik. Apalagi, ada potensi energi baru terbarukan (EBT) berjumlah 434.000 megawatt, baik dari hydropower, geotermal, panel surya, angin, tidal wave.

“Ini kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia, membawa investasi, teknologi, karena ini memerlukan uang yang tidak sedikit, untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia," ujarnya. 

Adapun, ketika tirai forum B20 ditutup, sejumlah perusahaan raksasa dunia langsung menyatakan siap mengucurkan modal ke sektor EBT, salah satunya, kendaraan listrik (EV).

Beberapa korporasi raksasa yang mendekat itu di antaranya: Foxconn asal Taiwan, Hyundai asal Korea Selatan, Contemporary Amperex Technology (CATL) asal Cina. Bentuk komitmen investasinya beragam, dari pembentukan pendanaan hijau hingga berkongsi dengan perusahaan lokal guna memproduksi baterai EV dengan mengelola bahan baku.

Dana EV dari CATL asal Cina dan CMB International

Ilustrasi pengisian kendaraan bertenaga listrik.
Ilustrasi pengisian kendaraan bertenaga listrik. (Pixabay/GoranH)

Indonesia Investment Authority (INA), akan mengumpulkan dana kendaraan listrik setidaknya US$2 miliar bersama produsen baterai, CATL, dan CMB International. “Dengan CATL dan CMB sebagai mitra utama, kami mencari limited partners untuk berinvestasi di green EV fund, guna memanfaatkan peluang rantai nilai EV, khususnya di Indonesia,” ujar CEO INA, Ridha Wirakusumah.

Penggunaan dana itu akan difokuskan untuk pengembangan ekosistem EV dari hulu ke hilir. INA pun optimistis total pendanaannya bisa mencapai US$2 miliar.

Sebelumnya, CATL sudah mengungkapkan proyek baterai listrik bernilai US$6 miliar di Tanah Air. Salah satunya, dengan menggandeng Antam dan IBC.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, berharap agar produksi baterai litium dengan CATL bisa berlangsung pada 2024.

Produksi pabrik EV Hyundai

Media Experience Day with STARGAZER di Pabrik Hyundai Motor di Deltamas, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (21/7). Dok/Fortune Indonesia/Luky Maulana.
Media Experience Day with STARGAZER di Pabrik Hyundai Motor di Deltamas, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (21/7). Dok/Fortune Indonesia/Luky Maulana.

Related Topics